Langgam.id – Manajemen Bank Nagari alias PT BPD Sumatra Barat mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp377 miliar atau tumbuh 8,69 persen sepanjang 2019 lalu.
Pjs Direktur Utama Bank Nagari Syafrizal mengatakan meski kondisi ekonomi masih mengalami perlambatan saat itu, perseroan masih mencatatkan kinerja menjanjikan di atas rerata industri di Sumbar.
“Alhamdulillah, kinerja 2019 cukup memuaskan meski masih dibayangi kondisi ekonomi yang tidak bagus,” katanya, Kamis (14/5/2020).
Laporan keuangan perseroan mencatatkan kinerja keuangan Bank Nagari sepanjang tahun lalu, aset masih tumbuh 5,08 persen dari Rp23,19 triliun pada 2018 menjadi sebesar Rp24,43 triliun.
Kemudian, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan 5,11 persen dari Rp17,06 triliun pada 2018 menjadi Rp17,98 triliun, dan kredit mengalami pertumbuhan 7,09 persen menjadi Rp17,42 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp16,18 triliun.
Meski pertumbuhan masih menjanjikan, tetapi indikator kinerja lainnya seperti rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) masih tinggi sebesar 3,08 persen atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 2,95 persen, dan rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 97,19 persen dari tahun sebelumnya 96,68 persen.
Begitu juga dengan return on equity (ROE) atau rasio pengembalian ekuitas turun menjadi 14,06 persen dari tahun sebelumnya sebesar 14,34 persen.
Dari sisi efisiensi, margin pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) turun dari 7,17 persen tahun sebelumnya menjadi hanya 6,72 persen. Juga rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) malah naik menjadi 82,66 persen dari tahun sebelumnya 82,33 persen.
Untungnya, rasio profitabilitas atau return on assets (ROA) sedikit meningkat dari 2,03 persen pada 2018 lalu menjadi 2,06 persen.
Untuk tahun ini, Syafrizal memperkirakan terjadi perlambatan pertumbuhan secara signifikan menyusul pendemi virus corona yang melanda negeri ini.
“Tahun ini lebih berat. Kita bikin skenario pertumbuhan bisnis di kisaran 2 -3 persen, itupun dengan asumsi Covid-19 sudah mereda di Agustus 2020,” ujarnya.