Keunikan Temuan Ratusan Gambar Berusia Ribuan Tahun di Gua Bukit Bais Solok

Keunikan Temuan Ratusan Gambar Berusia Ribuan Tahun di Gua Bukit Bais Solok

Gambar cadas di Guo Basurek, Kabupaten Solok. (Foto: Dok. BPCB Sumbar)

Langgam.id - Penemuan ratusan gambar yang membiak di dinding gua di Nagari Bukit Bais, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, bukanlah yang pertama di Sumatra Barat. Sebelumnya sudah ada 4 lokasi yakni di Situmbuak dan Lintau, Kabupaten Tanah Datar; 2 titik di Kecamatan Situjuah, Kabupaten Limapuluh Kota.

Namun, tim periset dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatra Barat menilai, gambar-gambar di gua Bukit Bais menyemburkan keunikan tersendiri dibanding 4 situs lainnya. Peneliti BPCB Sumatra Barat yang ikut dalam tim survei, Dodi Chandra, mengatakan, menariknya temuan di gua Bukit Bais, kondisi gambar relatif lebih bagus. Jelas secara visual.

Dodi menilai, kemungkinan karena lokasinya cukup jauh dari kampung terdekat, dengan 1,5-2 jam perjalanan kaki, membuat gambar di gua belum banyak yang menjamahnya. Apalagi, sambungnya, gambar berada di gua paling puncak (bukit). Ketinggiannya 691 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Dari sisi gambar, Dodi menyebutkan, ada beberapa gambar yang tidak ditemukan di 4 situs lainnya. Misal adegan orang sedang menangkap hewan. Penggambaran prototipe rumah panggung. Lalu juga ada gambar layang-layang. “Tapi bukan rumah bergonjong. Ada tiang-tiang, rumah berkolong atau panggung,” ujar Dodi, saat dihubungi Senin (2/11).

Untuk lainnya, tambah Dodi, ada panel kecil. Di dalam panel ada pola geometris, ada motif saik galamai, lalu penggambaran hewan yang tidak terang-terangan, atau disterilisasi.

Unik lainnya, sebut Dodi, ada lambang pemujaan. Gambarnya mirip pada lukisan yang terdapat di Kitab Kuno Batak.  “Ketemu gambar ini, relatif mirip berupa simbol pemujaan, mempunyai fungsi sakral.

Di luar keunikannya, temuan situs ini juga menyuguhkan kemiripan gambar dengan 4 situs lainnya, misal manusia gaya kangkang (antropomorfik), simbol tanda silang, tanda tambah.

Dari gambar yang ditemukan, juga ada adegan manusia menangkap hewan, yang bersifat potongan gambar seperti alat atau senjata saja,  hewan yang ditangkap. “Ini sebuah cerita (tentang perburuan),” kata Dodi.

Hipotesa binatangnya adalah anjing dan kuda.

Dimensi lukisan manusianya, kata Dodi, sekitar 10 cm. Dalam hal ini, panel dinding gua mempengaruhi ukuran gambar, sehingga kadang ada selisih 1 cm dari 10 cm. Misal 11 cm, atau 9 cm.

Penggambaran manusia di gua ini tidak terlalu kentara, bersifat garis-garis, lihatkan tangan, kepala, kaki. “Kalau menafsirkan perkiraan ukuran manusia waktu itu tidak bisa. Prinsipnya gambar lebih bervariatif, jumlah 160-an pada 3 panel,” katanya.

Sebelumnya, Kepala BPCB Sumbar Teguh Hidayat mengatakan, tim turun survei setelah mendapat informasi dari masyarakat tentang adanya gambar di dinding gua. Gua tersebut dinamakan warga Ngalau Basurek atau Guo Basurek. Gua ini berada di Perbukitan Karst (Bukit Karang), Jorong Tabisu, Nagari Bukit Bais.

“Tim turun untuk mengecek informasi di Kabupaten Solok tersebut. Dalam kegiatan pelestarian dan perlindungan, kita melakukan dokumentasi dan kemudian publikasi,” tuturnya, saat dihubungi Langgam.id pada Senin (2/11/2020).

Tim BPCB yang turun survei adalah Sri Sugiharta, Ahmad Kusasi, Azwar Sutihat, Yusril, Dodi Chandra dan Purwanto. Tim ini didukung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, pemerintahan nagari, tokoh, pemuka adat dan masyarakat Nagari Bukit Bais.

Dalam laporannya di situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tim BPCB Sumbar menulis, berhasil mengumpulkan data tinggalan gambar cadas di Guo Basurek. Gambar tersebut dominan menggunakan warna putih dan beberapa warna hitam.

“Gambar cadas di Guo Basurek dilukiskan pada tiga panel dengan jumlah gambar sekitar 160-an gambar. Kegiatan ini juga telah berhasil mengindentifikasi temuan yang kemudian mengelompokkan temuan gambar cadas menjadi beberapa kelompok,” tulis tim tersebut.

Mengacu kepada sejumlah penelitian yang telah dilakukan, gambar cadas hitam diperkirakan berusia antara 5.000-2.000 tahun lalu. Sedangkan warna putih kurang dari itu.

“Ada yg mengaitkannya dengan tradisi nyirih (makan sirih) dari penutur Austronesia sekitar 2.500-1.000 tahun lalu. Perkiraan umur dari gambar cadas warna putih di Sumatera Barat adalah antara 1.000-500 tahun lalu,” papar tim BPCB Sumbar.

Baca Juga: Ditemukan 160 Gambar pada Dinding Gua di Solok, BPCB Perkirakan Berusia Ribuan Tahun

Gambar warna putih identik dengan tradisi makan sirih, karena warna putih gambar cadas unsurnya terbuat dari bahan yang sama dengan kapur yang dipakai dalam menyirih tersebut.

Lampiran Gambar

Penampakan dalam gua di Bukit Bais, Kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, Dok. BPCB Provinsi Sumatra Barat

Berdasar temuan tersebut, BPCB Sumbar mendorong Pemerintah Kabupaten Solok segera menetapkan Gua Basurek sebagai Cagar Budaya. “Hal ini penting dilakukan sebagai pelindungan awal terhadap objek. Hasil observasi menunjukkan bahwa di dinding gua sudah mulai terjadi vandalisme,” tulis tim.

BPCB Provinsi Sumbar akan melakukan kajian yang lebih mendalam terkait Gua Basurek dengan melibatkan instansi terkait dan ahli khususnya ahli lukisan dinding gua. “Kajian yang direkomendasikan adalah kajian nilai penting dan kajian konservasi.”

Untuk itu, akan dilakukan koordinasi dan sosialisasi terhadap seluruh pemangku kepentingan terkait pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan Gua Basurek. (*/HM/Osh)

Baca Juga

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berhasil terperangkap dalam kandang jebak yang dipasang oleh Tim BKSDA Sumbar d
Sempat Buat Warga Khawatir, Akhirnya Harimau Sumatra Masuk Perangkap di Solok
Jumlah korban longsor tambang emas ilegal di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, bertambah.Berdasarkan data dari Basarnas Padang
Update Longsor Tambang Emas Ilegal Solok: Total 25 Orang, Meninggal 12
BPBD Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar), meralat jumlah korban tertimbun longsoran di lokasi tambang emas ilegal adalah 22 orang
BPBD Solok Ralat Data Korban Longsor Tambang Emas Ilegal: Total 22 Orang, Meninggal 11
Longsor terjadi di tambang emas ilegal di Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar). Sebanyak 22 korban
Identitas Korban Meninggal dan Luka-luka di Tambang Emas Ilegal Solok
Bencana tanah longsor melanda bekas galian tambang emas di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok,
Kronologi Longsor Tambang Emas Ilegal di Solok
Sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal dan 25 orang lainnya masih tertimbun di lokasi tambang emas di Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti,
Tambang Emas Ilegal di Solok Ternyata Sudah Beberapa Kali Dirazia Polisi