Langgam.id - “Payakumbuh harus menjadi pelopor. Melahirkan inovasi-inovasi baru.” Demikian pernyaatan Supardi Ketua DPRD Sumbar saat mengisi sesi diskusi dengan guru-guru SMK se-Kota Payakumbuh di Novotel, Bukittinggi.
Para guru tersebut merupakan peserta Bimtek Digitalisasi Guru SMK se-Kota Payakumbuh berlangsung dari 11-14 Oktober 2023. Kegiatan ini diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat Lebih penting, kegiatan ini juga melibatkan instruktur-instruktur yang mumpuni dalam soal digitalisasi dan pendidikan.
Supardi berharap, Bimtek yang telah melibatkan ratusan guru SMK dan telah dimulai semenjak 2022 lalu itu dapat menghasilkan sesuatu yang baru, misalnya SMK Ekspo.
“Bimtek ini memang diseting dari awal salah satu tujuannya adalah terciptanya Ekspo SMK,” kata Supardi. “Dengan materi-materi dari Bimtek sebelumnya saling berkesinambungan," sebutnya, dalam keterangan resmi, Jumat (13/10/2023).
Ia menyampaikan sejak dimulai pada 2022 lalu, Bimtek digitalisasi ini telah dirancang sedemikian rupa tidak hanya untuk mendorong munculnya lulusan SMK yang inovatif namun juga adanya suatu ajang untuk memasarkan inovasi-inovasi tersebut.
Karena itu, dalam lanjutan Bimtek Digitalisasi Pendidikan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Payakumbuh itu, para tenaga pengajar tengah dipersiapkan untuk mengikuti Ekspo SMK yang rencananya akan digelar tahun mendatang.
“Namun kita harus catat, bahwa produk-produk yang akan ditampilkan dalam Ekspo betul-betul berasal dari siswa,” tegas Supardi. Ia pun kembali mengingatkan bahwa di titik ini, peran guru sebagai mediator dan fasilitator amatlah menentukan.
Konsep, Teknis, dan Grafis
Geovani Farel dan Bayu Ramadani Fajri, dua akademisi muda dari Universitas Negeri Padang, dihadirkan dalam Bimtek dalam rangka persiapan ekspo. Mereka berdua adalah akademisi di bidang teknologi informatika dan desain grafis.
Farel mengatakan materi yang diberikannya menekankan pada kesiapan sekolah untuk mengikuti ekspo. Mulai dari konsep, teknis, hingga evaluasi ekspo.
“Materi kita kali ini, memang lebih pada persiapan ekspo, tapi tetap terhubung dengan materi-materi di bimtek-bimtek sebelumnya,” jelas Farel.
Lebih jauh, Farel yang merupakan dosen informatika dari Universitas Padang itu juga menjelaskan kelebihan ekspo dibanding sistem magang. Ia melihat dalam iven seperti ekspo, pelajar SMK akan mengambil posisi sebagai subjek yang aktif, bukan subjek pasif.
“Ekspo ini berbeda dengan sistem magang. Dalam ekspo mendatang itu, para pelajar akan terhubung langsung dengan industri, dengan perusahaan-perusahaan, para investor,” tambah akademisi muda tersebut.
Hal senada diungkapkan instruktur lainnya, Bayu Ramadani Fajri. Menurut dosen animasi UNP ini dalam ekspo tersebut para pelajar tidak sekedar memamerkan produknya, namun juga mempresentasikan produk tersebut.
“Jadi, siswanya tidak pasif, tidak hanya kreatif dalam membuat produk tapi juga kreatif dalam pitching,” jelasnya.
Ekspo yang tengah dirancang ini, kata Bayu lagi, akan dilakukan secara hibrid sehingga jangkauannya jadi lebih luas. Farel dan Bayu berharap kedepannya ekspo-ekspo serupa yang tengah digagas ini bisa berjalan lancar dan berkelanjutan.
Para kepala sekolah beserta jajaran tenaga pengajar, tampak mengikuti diskusi dengan antusias. Salah satu pokok diskusi dengan Supardi itu ialah bagaimana mengintegrasikan produk-produk kreasi setiap SMK di Payakumbuh dengan sektor Pariwisata.
Sebelum diskusi dimulai, para guru dari tiap SMK yang telah mengikuti rangkaian Bimtek sejak 2022 mempresentasikan rancangan proyek berbasis teknologi digital. Hasilnya beragam, dari jasa servis kenderaan bermotor dengan konsep datang ke lokasi pemaki jasa yang dipasarkan secara digital, hingga ragam kuliner yang juga dipasarkan secara digital dengan konsep yang cukup menarik.
Potensi Enterpreneurship
Lebih jauh, berkaca dari sejarah ia melihat betapa besarnya potensi sumber daya manusia di Sumatera Barat, terutama di bidang enterpreneurship.
“Sumatera Barat punya tradisi panjang di bidang enterpreneurship, semangat berdagang dan berwira usahanya dikenal sejak dulu,” katanya lagi.
Semangat berwira usaha itulah yang menurutnya penting untuk dibangkitkan dan kembangkan lebih jauh lagi. Salah satu jalannya adalah dengan mengembalikan semangat awal SMK dimana para siswa tamatannya bisa mandiri dan berinovasi.
“Anak-anak SMK kita mesti berani bermimpi menjadi inovator dan entrepreneur handal di masa datang. Membuka lapangan kerja di negeri sendiri secara inovatif,” harapnya.
Ia menambahkan, iika tamatan SMK berorientasi bekerja di industri-industri di luar Sumatera Barat, maka sumber daya manusia makin sedikit. Ini berpotensi makin menghambat pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat ke depannya.
Bimtek digitalisasi untuk guru SMK yang telah dilaksanakan semenjak akhir tahun 2022 lalu ini, memang diadakan guna mendorong munculnya tenaga pendidik yang tidak hanya memahami dunia digital namun juga menguasai seluk beluk enterpreneurship.
Seperti dikatakan Supardi, pendidikan dan sekolah (khususnya SMK), mesti mendorong tumbuhnya enterpreneurship. Namun semua itu mesti dilengkapi dengan pengetahuan guru mengenai karakter anak didik. (*/Fs)