Langgam.id- Kesadaran masyarakat untuk tidak menjual dan menjadikan telur penyu sebagai konsumsi di Kota Padang, Sumatra Barat semakin meningkat.
Pegiat konservasi penyu Jambak Turtle Camp Pasia Jambak, Pati Hariyose mengatakan peningkatan kesadaran tersebut didorong oleh sulitnya penjualan telur penyu di pasaran karena penyu adalah hewan yang dilindungi.
“Kalau seseorang ingin menjual telur penyu, ia harus melakukannya dengan sembunyi-sembunyi,” katanya di Padang Selasa (8/1/2019).
Yose menjelaskan pada awal melakukan konservasi ia harus membeli telur penyu seharga Rp4.000 rupiah per butir dari warga sekitar, kemudian turun menjadi Rp3.000 rupiah dan sekarang menjadi Rp1.500 rupiah per butir.
Ke depannya ia berharap tidak perlu lagi membeli telur, karena kesadaran warga mulai meningkat dan menyerahkan telur penyu secara sukarela.
Tercatat pada tahun 2017 terdapat sekitar 1700 butir lebih telur yang menetas, pada tahun 2018 meningkat jadi 2000 butir lebih.
Selain itu, menurutnya kebiasaan mengkonsumsi telur penyu di masyarakat karena adanya mitos telur penyu berkhasiat sebagai obat kuat. Padahal tidak ada penelitian yang mengatakan adanya khasiat seperti itu.(Rahmadi/SR)