Langgam.id - Komando Operasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (Koopsau) I menggelar latihan penanggulangan bencana gempa dan tsunami di Padang.
"Latihan ini kita laksanakan di Kota Padang, karena secara geografis merupakan daerah yang rawan gempa," kata Panglima Koopsau I Marsma TNI Fadjar Prasetyo, Jumat (21/6/19) dalam siaran pers yang diterima Langgam.id.
Latihan kesiapsiagaan operasional Koopsau I dengan sandi 'Kampita Sandi 19' tersebut yang digelar pada 20 dan 21 Juni 2019 itu, menurutnya, berjalan lancar.
Dalam keterangan Pangkoopsau I bersama Komandan Lanud Sutan Sjahrir Kolonel Pnb Purwanto Adi Nugroho itu disebutkan, latihan pada hari pertama berupa gelar berserta dengan perlengkapannya.
"Pada hari kedua atau hari puncaknya, latihan simulasi ini kita menggunakan dukungan udara yang dimiliki oleh Koopsau I," katanya.
Di antaranya, pesawat Hercules C-130 Skadron 31, pesawat CN 295 Skadron 2, serta Hely NAS-332 Super Puma Skadron 6. Sementara, satuan pendukung dari Yonkes Mabes TNI AU, Kesehatan Koopsau I, Denmatra I Paskhas Lanud Halim Perdanakusuma, Tim pendukung dari Lanud Sutan Sjahrir serta Tim pendukung dari Pemerintah Provinsi Sumatra Barat dan unsur TNI-Polri lainnya.
Selain evakuasi, pesawat digunakan untuk mendrop logistik. "Logistik yang didrop dari udara harus dikemas dan dijatuhkan dengan parasut dengan berat 500 kg. Logistik yang bisa didrop, seperti obat obatan dan makanan. Bila wilayah tidak bisa dijangkau lewat darat dapat menggunakan pesawat Hercules dengan tepat sasaran," ujar Pangkoopsau I.
Selain menggunakan Hercules, menurutnya, logistik juga bisa didrop dengan Helikopter Superpuma dan Pesawat CN 295.
Dalam sekanario latihan ini, menurutnya, lokasi evakuasi korban ada tiga titik. Yakni, SMA 1 Padang, Lantamal II, serta kantor PPLP Padang.
Pada sorte pertama, di Lanud Sutan Sjahrir disimulasikan CDS menjatuhkan atau mendrop barang 20 ea. Sorte kedua, Helly Box di Lanud Sutan Sjahrir mendrop logistik dan obat-obatan, dilanjutkan dengan dua evakuasi korban menggunakan Helikopter Super Puma denga cara Hois dari atas gedung SMA 1.
Kemudian, evakuasi korban dilakukan di lapangan PPLP menuju Lanud Sutan Sjahrir untuk penanganan medis. Selanjutnya, helikopter dari Lanud Sutan Sjahrir menuju Lantamal II untuk evakuasi korban.
Setelah itu, kembali lagi SMA 1 untuk evakuasi korban. Berikutnya, menuju kantor PPLP dan terakhir kembali ke Lanud Sutan Sjahrir. Hal ini untuk penanganan seluruh korban yang terluka ringan, sedang, berat atau korban yang selamat. Korban dibawa dengan menggunakan Helikopter Super Puma H-3216 dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor.
Pada waktu yang bersamaan, di Lanud Sutan Sjahrir dilaksanakan simulasi untuk membantu masyarakat yang ingin dibawa keluar dari Sumbar.
Tujuan latihan kesiapsiagaan bencana ini, menurutnya, untuk memberi bantuan logistik kepada korban lewat udara yang tidak dapat dijangkau lewat darat secara cepat dan tepat sasaran.
"Selain itu untuk mendorong partisipasi stake holder. Karena, pada prinsipnya penanggulangan bencana ini dilakukan bersama-sama TNI/Polri, instansi pemerintah dan masyarakat.
Pangkoopsau I Marsma TNI Fadjar Prasetyo dan Asops Koopsau I Kolonel Pnb Zulfahmi dalam acara penutupan latihan mengatakan, secara umum kegiatan ini sudah berjalan baik. (*/SS)