Kepedulian Terhadap Mental Health Hingga Jadi Salah Kaprah

Kepedulian Terhadap Mental Health Hingga Jadi Salah Kaprah

Aura Azzahra Alfian. (Foto: Dok. Pribadi)

Kesehatan mental  atau mental health menjadi pokok permasalahan yang banyak menjadi perbincangan di masa saat ini. Gemparnya permasalahan seputar kesehatan mental ini menjadi sorotan bagi semua kalangan, terutama bagi remaja. Kesehatan mental menjadi hal utama yang sangat diperhatikan oleh para remaja. Bahkan para remaja saat ini banyak mengaitkan segala hal dengan kesehatan mental.

Kepedulian terhadap kesehatan mental ini marak semenjak terjadinya pandemi COVID-19. COVID-19 inilah yang meningkatkan kesadaran akan pentinggnya untuk menjaga kesehatan mental. Dengan adanya penerapan isolasi dirumah dalam jangka waktu yang panjang dan kekhawatiran akan virus yang menyebar menjadi pengaruh besar terhadap kesehatan mental kita. Hal ini akan membuat kita menjadi gampang stress, jenuh dirumah, dan bahkan gampang capek.  Dengan hal inilah menyebabkan banyaknya yang menjadi sangat memerhatikan kesehatan mental ini.

Ini jelas menjadi fenomena perubahan sosial yang terjadi pada masa sekarang. Dimana pada masa sebelum COVID-19 menyerang, kepedulian terhadap mental health ini tidak banyak menjadi sorotan publik. Namun, semenjak COVID-19 menyerang dan hingga sekarang, orang-orang sangat memerhatikan akan kesehatan mental. Tentu ini sangat berdampak bagi fenomena sosial yang terjadi.

Dengan maraknya pembicaraan seputar kesehatan mental ini, membuat kita semakin sadar akan pentingnya untuk menjaga kesehatan mental. Mental health sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup yang membuat kita menjadi bahagia sehingga kita akan menjadi lebih produktif setiap harinya. Dengan menjaga mental health membantu mengatasi stres sehingga berdampak positif pada kesehatan fisik. Mental health yang baik akan membantu dalam menjalani hubungan yang sehat.Dengan memiliki kepeduliaan yang tinggi terhadap mental health akan memberikan dampak positif bagi diri kita dan orang lain.

Ditemukan sebanyak angka setara 15,5 juta dan 2,45 juta remaja terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM). Bahkan banyak fenomena-fenomena yang terjadi karena terkena gannguan mental health. Gangguan kesehatan mental tersebut dapat berupa depresi, bipolar, anxiety, dan lain sebagainya. Karena gangguan kesehatan mental, jika tidak diatasi dapat berujung pada hal yang sedang hits pada saat sekarang ini yaitu bunuh diri.

Namun kita harus benar-benar paham mengenai mental health ini. Kita tidak boleh sok tau tentang mental health. Saat ini, banyak yang salah kaprah atau salah mengartikan tentang mental health ini. Sehingga mereka yang salah kaprah ini dapat melakukan tindakan semena-mena terhadap orang lain demi menyelamatkan mental health diri mereka sendiri. Bahkan mental health dijadikan kambing hitam untuk menyelamatkan diri mereka. Ini banyak terjadi pada usia remaja yang belum memahami betul bagaimana mental health.

Salah kaprah mental health juga berupa self diagnos terhadap diri kita sendiri. Dimana self diagnos yang kita pikirkan dengan sendirinya itu sering tidak tepat. Karena untuk diagnos mental illnes kita tidak segampang bagaimana yang kita pikirkan. Bahkan dokter pun harus belajar bertahun-tahun untuk dapat mempelajari diagnos yang di derita oleh orang lain.

Sikap self diagnos ini juga terlihat seperti melebih-lebihkan keadaan yang kita rasakan. Maka hal ini mesti diluruskan. Seperti rasa sedih yang kita rasakan bukan selalu mengartikan kita sedang mengalami depresi. Dan ketika kita khawatir bukan selalu mengartikan kita sedang mengalami gangguan kecemasan. Dimana hal tersebut merupakan emosi yang manusiawi yang kita rasakan dan hal tersebut sangatlah wajar kita rasakan.

Untuk menjaga mental health ini kita juga diminta untuk speak up dengan apa yang kita rasakan. Namun speak up juga tau batasan, jangan sampai menyinggung perasaan orang lain. Dan bersembunyi di balik kata setiap orang berhak speak up. Dan kita juga harus self love terhadap diri kita. Self love ini juga bukan berarti memberi kesenangan pada saat sekarang ini saja. Self love juga berarti memberi kesenangan untuk diri kita dimasa depan, walaupun itu tidak kita senangi pada saat sekarang. Self love juga sebagai bentuk kedisiplinan terhadap diri kita sendiri.

Dan hal yang paling menjadi topik pada mental health ini merupakan insecure. Salah kaprah dari insecure dimana kita tidak bisa menerima sama sekali fakta yang memang terjadi. Insecure merupakan hal yang normal dirasakan setiap orang. Tapi jika memang insecure itu tidak bisa diubah kita harus bisa menerima diri kita sendiri sebagai bentuk self love. Dengan insecure juga bisa menjadi dorongan kita untuk bisa berkembang.

Memiliki kepeduliaan lebih terhadap mental health merupakan hal baik. Namun salah kaprah terhadap mental health inilah yang bisa menjadi masalah. Salah kaprah ini menjadikan seseorang tidak ada attitude, egois, merasakan hal yang berlebihan, dan lain sebagainya. Memiliki perasaan yang tidak kita senangi itu meruapakan hal yang wajar. Kita juga harus bisa membedakan mana mental health dan mana mental manja. Dan memiliki rasa saling peduli antar sesama itu merupakan mental health yang baik.

*Penulis: Aura Azzahra Alfian (Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Orientalisme telah lama menjadi topik diskusi dalam kajian keislaman, terutama ketika dikaitkan dengan motif-motif politik dan misionaris
Kritik Orientalisme: Membongkar Bias Barat terhadap Dunia Islam
Operasi Tangkap Tangan (OTT) telah menjadi instrumen yang sangat efektif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Meski demikian,
OTT Itu Penting: Sebuah Bantahan untuk Capim KPK Johanis Tanak
Pada tahun 2024 ini pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan digelar di 10.846 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah pemilih
Menolak Politik Uang: Menjaga Integritas Demokrasi di Sumatra Barat
Konsep multiverse atau "alam semesta jamak" telah lama menarik perhatian ilmuwan dan filsuf sebagai cara untuk memahami potensi keberadaan
Multiverse: Dimensi Paralel dalam Sains dan Budaya Populer
Pasaman Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Barat, dikenal dengan keberagaman etnis dan budayanya. Wilayah ini dihuni oleh
Romantisme Asimilasi di Pasaman Barat
Indak karambia amak ang ko do..!" Ungkapan dalam bahasa Minang itu pernah terlontar dari Bapak Republik ini kepada kolonial Belanda yang saat
Amarah Tan Malaka: Umpatan dalam Bahasa Minang kepada Kolonial Belanda