Langgam.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan mata pelajaran sejarah akan tetap ada di kurikulum. Hal ini sekaligus penegasan bahwa kabar pelajaran sejarah akan keluar dari kurikulum tidak benar.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan, pelajaran sejarah tetap akan diajarkan dan diterapkan di setiap generasi. “Kemendikbud mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup bangsa Indonesia, pada saat ini dan yang akan datang,” imbuh Totok, sebagaimana dicuplik dari siaran pers Kemdikbud.
“Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan. Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa,” tegasnya lagi.
Ditambahkan, pihaknya terus mengkaji rencana penyederhanaan kurikulum pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Kajian yang terus dilakukan tersebut memperhatikan berbagai hasil evaluasi implementasi kurikulum baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat serta perubahan paradigma keragaman, bukan keseragaman dalam implementasi kurikulum.
Ia mengatakan penyederhanaan kurikulum masih tahapan awal karena membutuhkan proses dan pembahasan yang panjang. “Rencana penyederhanaan kurikulum masih berada dalam tahap kajian akademis” ujar Totok.
Totok menambahkan penggodokan penyederhanaan kurikulum dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
“Dalam proses perencanaan dan diskusi ini, tentunya Kemendikbud sangat mengharapkan dan mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan, yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan,” terang Totok.
Sebelumnya, kabar mengenai penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum pelajaran sekolah, mendapat reaksi keras terutama oleh masyarakat sejarah Indonesia.
Baca Juga: Masyarakat Sejarawan Indonesia Minta Pelajaran Sejarah Dipertahankan
Ketua Umum Masyarakat Sejarawan Indonesia Hilmar Farid, PP-MSI menyambut baik sikap Kemdikbud yang sudah memberikan keterangan resmi bahwa pemerintah sama sekali tidak berencana menghilangkan pelajaran sejarah dari kurikulum.
PP-MSI mendukung seruan para guru sejarah bahwa pelajaran sejarah berperan penting dalam memberikan arah dan inspirasi bagi penyelesaian masalah kebangsaan, memberikan rujukan nyata dan teladan bagi generasi muda, meningkatkan apresiasi terhadap karya para pendahulu, memberikan perspektif dan ukuran untuk menilai perjalanan bangsa.
“Dalam hal itu pelajaran sejarah memang sangat menentukan dalam proses pendidikan secara keseluruhan,” demikian disampaikan Hilmar. (Osh)