Langgam.id – Satu setengah bulan menjelang arus Mudik Lebaran 2025, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mulai mempersiapkan strategi untuk memastikan kelancaran perjalanan pemudik dapat berlangsung dengan aman, nyaman, dan selamat; salah satunya melalui pemeliharaan dan beautifikasi secara rutin di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Hal ini menyusul estimasi lonjakan mobilitas selama mudik 2025 yang kemungkinan mencapai lebih dari 3 juta pergerakan.
Komitmen Hutama Karya dalam menjaga kualitas jalan tol ini sejalan dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyoroti aspek optimalisasi pengelolaan infrastruktur dan fasilitas umum sebagai fokus persiapan pemerintah, mengutip Kompas.com, (6/2).
Sebelumnya, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti juga meminta seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk segera melakukan preservasi jalan tol dalam rangka kesiapan menghadapi arus mudik Lebaran 2025.
“Kita masih punya waktu 1,5 bulan, karena mulai H-15 Lebaran sudah tidak boleh ada pekerjaan konstruksi. Saya mengingatkan untuk dilakukan perbaikan terus secara berkala dan menangani jalan yang berlubang. Nanti Lebaran curah hujan tidak terlalu tinggi, berarti jalan aman dari air dan lubang,” ujar Diana dikutip dari keterangan resmi, Kamis (13/2/2025).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menyampaikan bahwa menindaklanjuti arahan tersebut, Hutama Karya senantiasa melakukan pemeliharaan pada seluruh ruas tol yang dikelola secara rutin, tidak terkecuali 2(dua) ruas tol utama yang menjadi jalur utama mudik di JTTS, yaitu Tol Terbanggi Besar–Pematang Panggang–Kayu Agung (Terpeka) dan Tol Pekanbaru–Dumai (Permai).
Pemeliharaan ini mencakup pengecatan ulang tiang rambu, pengecatan barrier, pembersihan guardrail, serta peningkatan kualitas jalan tol melalui metode Scrapping, Filling & Overlay (SFO) dan re-konstruksi beton rigid.
“Kedua ruas tersebut merupakan bagian dari jaringan utama JTTS dengan trafik tertinggi sekaligus ruas terpanjang, sehingga pemeliharaan dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan,” ujar Adjib.
Lebih lanjut, Adjib menjelaskan bahwa pemeliharaan dilakukan di beberapa titik dengan keseluruhan target selesai di pertengahan Maret atau sekitar 15 hari sebelum mudik berlangsung. Secara teknis, pemeliharaan akan dilakukan pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dan 22.00 WIB hingga 05.00 WIB setiap harinya. Selama proses pemeliharaan berlangsung, Hutama Karya menerapkan pengaturan skema lalu lintas dengan memasang rambu peringatan dari 1 kilometer sebelum titik lokasi pekerjaan.
“Karena adanya pekerjaan ini kami menghimbau kepada pengguna jalan agar dapat lebih berhati-hati selama periode ini dan menyesuaikan kecepatan saat melintas di area pemeliharaan,” imbuh Adjib.
Adapun secara rinci untuk Tol Terpeka, pemeliharaan rigid dilakukan spot-spot di KM 183+525 hingga KM 184+905 Jalur A, KM 231+ 228-215+598 jalur B, KM 187+433 - KM 173+215 jalur B, KM 141+120 hingga KM 211+060, KM 247+830 - KM 272+718 Jalur A, KM 273+995 hingga KM 306+439 jalur A, serta KM 287+810 hingga KM 222+616 jalur B, dengan target penyelesaian pada awal Maret 2025. Sementara untuk Tol Permai, pemeliharaan SFO dilakukan di KM 64+350 - KM 64+400 jalur A, KM 66+770 hingga KM 66+820 Jalur A, KM 69+380 hingga KM 69+430 Jalur A, serta KM 78+300 - KM 80+600 jalur A, yang ditargetkan rampung pada minggu ke-2 Maret 2025.
Pemilihan kedua metode tersebut berdasarkan hasil inspeksi kondisi jalan dan analisis kebutuhan perbaikan dimana metode SFO dipilih karena lebih efektif dalam menangani perkerasan fleksibel yang mengalami alur, retak, dan lubang akibat beban lalu lintas tinggi, dengan proses pengupasan aspal lama, pengisian kembali material, dan pelapisan ulang untuk memastikan permukaan jalan lebih rata, tahan lama, serta meningkatkan kenyamanan berkendara.
Sementara itu, rekonstruksi beton rigid diterapkan pada perkerasan yang mengalami retak atau deformasi signifikan, karena metode ini mampu mengembalikan kekuatan dan stabilitas jalan secara menyeluruh.
“Pemilihan kedua metode ini disesuaikan dengan karakteristik kerusakan jalan agar pemeliharaan lebih optimal, meminimalkan risiko perbaikan berulang, dan memastikan kondisi jalan tol tetap prima serta aman bagi pemudik selama Mudik Lebaran 2025,” tutur Adjib.
Dalam rangka mempercepat pemeliharaan, Hutama Karya juga meningkatkan jumlah Tim Inspeksi Pothole yang bertugas untuk melakukan inspeksi secara berkala di seluruh ruas tol yang dikelola, dari yang sebelumnya total 2 tim menjadi 3 tim.
Tim ini bertugas mengidentifikasi, melaporkan, dan segera menangani lubang atau kerusakan yang berpotensi membahayakan pengguna jalan.
Dengan adanya peningkatan jumlah tim inspeksi, proses deteksi dan penanganan lubang dapat dilakukan lebih cepat, sehingga kondisi jalan tetap terjaga dalam kondisi optimal menjelang puncak arus mudik Lebaran 2025.
Hutama Karya memohon maaf jika selama masa pemeliharaan jalan tol ini akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan. “Kami juga meminta dukungan dan kolaborasi dari pengguna jalan apabila menemukan lubang atau kondisi jalan yang berpotensi membahayakan, dapat melaporkan melalui Call Center Hutama Karya atau media sosial resmi Hutama Karya Toll Road,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya. (*/Fs)