Langgam.id - Proses pemilihan Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (MUI) ikut disorot oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI khawatir ada dampak buruk di masyarakat jika Jokowi memilih sosok yang tidak tepat untuk mengisi jabatan nomor satu di kepolisian itu.
Kekhawatiran itu disampaikan Wakil Ketua MUI Anwar Abbas. Dia berharap Jokowi memilih sosok kapolri secara arif dan sesuai kebutuhan saat ini.
"Sebagai anak bangsa saya khawatir penunjukan kapolri baru bila salah pilih akan melahirkan reaksi yang tidak baik bagi perkembangan kehidupan bangsa kedepannya," kata Anwar dalam keterangnnya, Selasa (12/1/2021).
Baca juga: IPW Nilai 5 Komjen Berpotensi Jadi Calon Kapolri, Boy Rafli Amar Masuk Bursa
Menurut Anwar, salah satu masalah saat ini adalah hubungan antara pemerintah dan sebagian umat islam yang agak terganggu. Salah satunya, masih ada pihak yang melihat bahwa kriminalisasi terhadap ulama kerap terjadi di Indonesia.
Dia menilai masalah itu tidak bisa dianggap enteng oleh pemerintah. Sebab, jika kondisi itu dibiarkan, akan ada kekecewaan yang berkepanjangan bagi sebagian kalangan.
"Karena dia bisa menjadi seperti api di dalam sekam, apalagi kalau seandainya sebagian besar umat islam merasa terus menerus disakiti dan dikecewakan," kata Anwar.
Masalah lainnya, menurut Anwar yakni krisis kesehatan karena pandemi covid-19. Dia menilai kemungkinan buruk akibat kondisi itu juga perlu diwaspadai.
"Untuk itu saya berharap dalam penunjukan dan penetapan calon kapolri di tengah-tengah situasi seperti ini tentu saja presiden sangat diharapkan dan dituntut kearifannya untuk bisa memilih sosok seorang kapolri yang bisa diterima oleh masyarakat secara luas," ujarnya.
Dia juga berharap Jokowi tidak mengedepankan faktor kedekatan saja dalam menentukan Kapolri baru. "Presiden hendaknya kalau akan mencalonkan dan menunjuk seseorang menjadi kapolri pertimbangannya tentu tidak cukup hanya didasarkan kepada kedekatan, loyalitas, dan profesionalitas saja tapi harus lebih luas dari itu," ucapnya. (Tempo/ABW)