Langgam.id - Ahli Geologi Sumatra Barat (Sumbar) Ade Edward menyebut gempa yang melanda Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat (Sumbar) yang terjadi pada pukul 03.00 WIB
dengan magnitudo 6,9, sudah diperkirakan terjadi jauh-jauh hari sebelumnya.
Ade menambahkan bahwa gempa di sana selalu mengalami peningkatan.
“Skala gempa di sana selalu mengalami peningkatan, itu mulai dari 2,3 sampai 6. Dan gempa semalam adalah gempa paling tinggi yang terjadi di Mentawai dalam beberapa tahun terakhir,” katanya saat dihubungi Langgam.id, Selasa (25/4/2023).
Ade juga menyoroti dalam tiga hari terakhir sudah dua kali gempa yang menguncang Mentawai. Menurutnya, gempa itu mulai dari magnitudo 6,1 sampai magnitudo 6,9 yang terjadi tadi malam.
Mengenai hal ini, ia mengatakan durasi dari gempa itu sendiri semakin singkat. Menurutnya semakin tinggi magnitudo dari gempa itu semakin singkat durasinya.
“Ke depan ini grafik dari gempa ini dikhawatirkan akan mengalami peningkatan, bisa dari 6,9 sampai 7,5 ini yang ditakutkan. Jadi kita harus mewaspadai peningkatan dari gempa itu sendiri,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, masyarakat tidak perlu takut luar biasa terkait peningkatan gempa di Mentawai itu sendiri. Ia hanya meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
Selain itu, ia menyarankan masyarakat Sumbar untuk menyiapkan alat-alat sederhana untuk menjadi acuan ketika terjadinya gempa. Alat-alat itu mulai dari botol galon yang dibalik sampai lampu gantung yang disediakan di rumah.
“Botol galon itu ketika terjadi guncangan akan terjatuh, jadi menghasilkan suara alarm ketika gempa. Sedangkan lampu gantung akan bergoyang-goyang dan membuat cahaya tidak stabil. Alat ini sangat diperlukan sebagai penanda bagi kita yang wilayahnya sering terjadi gempa,” jelasnya. (yki)