Kasus Tanda Tangan Dipalsukan Kemenakan untuk Jual Tanah Kaum, Polisi Segera Gelar Perkara

Langgam.id - Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar menyelidiki kasus dugaan pemalsuan tanda tangan Mamak Kepala Kaum Suku Koto Nan Baranam.

Ilustrasi. [Foto: Fill/pixabay.com]

Langgam.id – Kasus dugaan perkara pemalsuan tanda tangan yang dilaporkan ‎Mamak Kepala Kaum Suku Koto Nan Baranam, Herry Chandra Dt. Kupiah memasuki babak baru. Polisi segera melakukan gelar perkara.

Pemalsuan tanda tangan ini diduga dilakukan oleh Gema Yudha Dt. Maraalam untuk menjual tanah milik kaum yang berada di Kenagarian Lareh Nan Panjang, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang.

Baca Juga: Tanda Tangan Dipalsukan Kemenakan untuk Jual Tanah, Mamak Kepala Kaum di Padang Panjang Lapor Polisi

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumbar, Kombes Pol Andri Kurniawan mengatakan, pihaknya telah melakukan penyelidikan terkait dugaan perkara pemalsuan tanda tangan ini.

“Secepatnya kami akan menggelar perkara yang akan dilakukan penyidik. Untuk Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP)-nya juga telah kami kirimkan kepada pelapor,” kata Andri kepada wartawan, Minggu (23/7/2023).

Andri menyebutkan, untuk informasi perkembangan hasil penyelidikan oleh penyidik pihaknya telah melakukan wawancara terhadap delapan orang saksi dan terlapor. Selain itu, pihaknya juga telah mengumpulkan dokumen-dokumen terkait laporan perkara tersebut.

“Kami juga telah melakukan cek tempat kejadian peristiwa (TKP), terkait laporan pelapor. Selanjutnya baru kita lakukan gelar perkara,” ujarnya.

Sementara itu, Penasehat Hukum Herry Chandra Dt. Kupiah, Rimaison Syarif mengucapkan terima kasih kepada Polda Sumbar yang telah melakukan penyelidikan terkait perkara kliennya.

“Saat ini kami masih menunggu waktu kapan gelar perkara bakal dilakukan oleh penyidik untuk bisa mengungkap kebenaran dari perkara ini,” katanya.

Rimaison mengungkapkan, ‎dalam perkara ini pihaknya sangat menghormati proses hukum yang telah berjalan sebagaimana mestinya. Namun, pihaknya menyayangkan tindakan dari BPN Padang Panjang yang telah membuka blokir permohonan sertifikat yang dilakukan oleh kliennya.

“Kami sangat menyayangkan sikap dari BPN Padang Panjang ini. Sebab, saat melapor ke Polda Sumbar kita telah melakukan pemblokiran di sana, kurang lebih 21 sertifikat,” ungkapnya.

“Namun, informasi yang kami dapat, pemblokiran itu telah dibuka tanpa sepengetahuan dari klien kami. BPN jelas melakukan penghilangan barang bukti terkait perkara ini,” sambung Rimaison.

Ia juga mengatakan, terkait dari sikap BPN Padang Panjang ini, pihaknya meminta kepada penyidik untuk bisa memanggil BPN untuk mengklarifikasi pembukaan blokir yang tanpa ada pemberitahuan kepada kliennya.

“Ini sangat kami sayangkan, terkesan BPN Padang Panjang tidak menghormati proses hukum yang sedang berjalan,” tegasnya.

Sebelumnya, kasus ini dilaporan ke Polda Sumbar dengan nomor STTLP/480.a/XI/2020/SPKT Polda Sumbar. Akibat pemalsuan tanda tangan terebut, korban mengalami kerugian sebesar Rp 50 miliar.

Baca Juga

Pemprov Sumbar Siapkan Pergub untuk Rehab-Rekon Pasca Bencana
Pemprov Sumbar Siapkan Pergub untuk Rehab-Rekon Pasca Bencana
KKN Tanggap Bencana, Menko Muhaimin Lepas 2.232 Mahasiswa KKN UNP
KKN Tanggap Bencana, Menko Muhaimin Lepas 2.232 Mahasiswa KKN UNP
Kolaborasi Pemkab Tanah Datar dan UPN Soal Penanganan Kesehatan Pascabencana Dimulai
Kolaborasi Pemkab Tanah Datar dan UPN Soal Penanganan Kesehatan Pascabencana Dimulai
Sebanyak 28 kafilah Kota Padang berhasil masuk ke babak final Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-41 Tingkat Sumatra Barat
28 Kafilah Padang Lolos ke Final MTQ Sumbar, Terbanyak Dibanding Daerah Lain
Presiden RI, Prabowo Subianto dijadwalkan akan meninjau langsung pos pengungsian serta hunian sementara (huntara) bagi warga Palembayan
Pemkab Agam Matangkan Persiapan Jelang Kunjungan Presiden Prabowo di Palembayan
Bupati Dharmasraya, Annisa meninjau secara langsung wilayah tutupan hutan di daerah yang dipimpinnya. Ia menggandeng Indonesia Offroad
Cegah Potensi Bencana, Bupati Dharmasraya Naik Mobil Offroad Terobos Hutan Lubuak Karak