Langgam.id - Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang akan segera diaktifkan kembali. Sehingga menjadi pilihan gerbang untuk masuk ke Sumatra Barat selain Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Teluk Bayur, Padang, Nazarwin, di sela menghadiri pemusnahan komoditas tumbuhan dan hewan di Kantor Balai Karantina Kelas I Padang, mengatakan keputusan pengaktifan pelabuhan ada di tangan Gubernur Sumatra Barat.
Saat ini ia pihaknya sudah memulai pembahasan soal pengaktifan Pelabuhan Teluk Bayur dengan melakukan menemui Dinas Perhubungan Sumatra Barat. Selanjutnya ia juga ingin agar ada pembahasan bersama pemerintah yaitu gubernur dengan mengundang PT Pelni dan PT Pelindo.
"Tanggapan dinas perhubungan positif, nanti akan ada rapat lagi untuk membahasnya," katanya, Selasa, (25/6/2019).
Menurutnya infrastruktur paling penting yang dibuat adalah terminal penumpang. Sedangkan terminal penumpang yang dulu pernah aktif sekarang tidak layak lagi dan sudah roboh.
Nazirwan tidak tahu pasti kapan terminal tersebut tidak lagi digunakan, ia mengatakan sejak masuk satu tahun lalu terminal tersebut juga sudah tidak layak.
"Nanti akan ada kajiannya, kita akan mulai lagi dengan pak gubernur, dari masyarakat juga berkembang, apakah Teluk Bayur itu tinggal namanya saja seperti nyanyian Erdi Johan itu," katanya.
Ia mengatakan ingin memulai lagi dengan langkah awal membuat kajian. Di Teluk Bayur nanti bisa ada rute dari Teluk Bayur ke Tanjung Priok di Jakarta. Bisa juga dibuka nanti pelayaran ke Gunung Sitoli, Sumatra Utara, atau pelayaran ke daerah lainnya.
Nazarwin mengatakan banyak penumpang kapal yang tidak lagi memakai kapal karena pindah memakai pesawat, sebab dulunya tiket sudah murah dan lebih cepat.
Saat ini harga tiket pesawat yang mahal bisa menjadi momentum agar dibukanya kembali rute lewat laut, apalagi ongkos dengan kapal akan lebih murah.
"Sekarang tiket pesawat sudah mahal, masyarakat bisa naik kapal lagi. Dengan kapal bisa lebih murah, juga santai sambil melihat laut, memang pelayarannya lama sampai 30 hingga 32 jam. Itu akan kita coba lagi," terangnya.
Saat ini pelabuhan Teluk Bayur hanya menjadi tempat berlabuhnya kapal barang. Jika bisa dibuat terminal nantinya KSOP bisa mengatur penggunaan antara terminal penumpang dan kapal barang.
Selain itu yang sering masuk ke Teluk Bayur saat ini juga kapal asing dan kapal pesiar yang berisi turis luar negeri.
Sedangkan untuk proses mewujudkan terminal tersebut, Nazirwan mengatakan belum bisa ditentukan karena saat ini masih tahap pembicaraan awal.
Ia berharap sebelum jabatannya selesai sudah memulai proses tahapan pembangunan terminal di pelabuhan Teluk Bayur.
"Saat ini masih tahap pembicaraan awal, itu karena momen adanya tiket pesawat mahal," pungkasnya. (Rmd/Osh)