Langgam.id – Wakil Presiden (Wapres), Jusuf Kalla sebut Indonesia sangat sulit mengelola maskapai penerbangan. Bebagai persoalan banyak terjadi, mulai dari perusahaan bangkrut hingga harga tiket yang mahal.
Menanggapi persoalan mahalnya harga tiket pesawat, Jusuf Kalla menyebutkan karena naiknya harga minyak dunia, dan rupiah melemah. “Dampaknya pada perusahaan penerbangan, seperti beli pesawat dan bahan bakar, semua itu dihitung dengan harga dollar,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata Jusuf Kalla, pemerintah sudah meminta maskapai penerbangan untuk menurunkan harga tiket, sebanyak 20 persen. Namu, itu masih sulit dicapai.
Dia khawatir, jika sampai perusahaan penerbangan di Indonesia yang ada saat ini bangkrut, seperti Merpati, Adam Air, Mandala dan Batavia Air, maka Indonesia akan kekurangan transportasi udara.
Untuk itu, kata Jusuf Kalla, kita harus mencari keseimbangan, jadi penumpang juga bisa menghidupi maskapai penerbanagan itu. “Sebenarnya ini bisnis, bukan suatu tata kelola program pemerintahan yang harus dijalankan oleh pemerintah,” ungkapnya.
Jusuf Kalla mengkalim, hingga saat ini, pemerintah sudah memberikan perhatian lebih terhadap kenaiakan harga tiket pesawat tersebut.
Selain itu, Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Longki Djangggola menyebutkan, dalam dua bulan terakhir, harga tiket pesawat terus alamai kenaikan hingga batas tertinggi.
“Memang beberapa waktu lalu bapak presiden telah mengeluarkan statement bahwa harga tiket pesawat kembali diturunkan, namun sepertinya pihak maskapai penerbangan hanya basa-basi saja dalam menurunkan harga tiket,” ujar Wali Kota Sulawesi Tengah tersebut.
Kenaiakan harga tiket pesawat beberapa waktu belakangan, juga dikeluhkan beberapa daerah di Indonesia. Sebagaimana yang diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Menurutnya, pemerintah pusat harus mereview kembali batas tertinggi harga tiket pesawat. “Ini menjadi masalah bagi kami di aceh, dan ini seharusnya bisa terakumulasi menjadi masalah nasional,” ujarnya.
Dikatakannya, saat ini banyak masyarakaty Aceh yang ingin bepergian ke kota di Jawa, itu lewat Kuala Lumpur, Malaysia. “Kalau tiket langsung, mahal,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Ridwan Kamil, Gubernur Jawa barat mengatakan, mahalnya harga tiket mempengaruhi jumlah penerbangan di daerahnya.
"Di Bandung saja yang biasanya sehari ada belasan penerbangan, sekarang sudah kurang empat, karena penumpangnya sudah pada tidak mau karena tiketnya mahal, itu salah satu contoh yang ada di daerah kami," ujarnya.
Dikatakan Ridwan, sebelum menaikkan harga tiket, pemerintah pusat bersama Kementerian Perhubungan harusnya mengajak diskusi dulu dengan daerah-daerah yang mungkin akan terdampak.
“Kita bersama bersuaha mencari solusi terbaik soal harga tiket ini,” ujarnya. (Rahmadi/FZ)