Jelang SPFC vs Persib: Setelah Laga Tandang yang Menjanjikan

Jelang SPFC vs Persib: Setelah Laga Tandang yang Menjanjikan

Para pemain Semen Padang FC mengapresiasi pendukung skuad Kabau Sirah dalam laga tandang di Sleman. (Foto: Media Officer Semen Padang FC)

Langgam.id - Raihan satu angka dari dua laga tandang Semen Padang Football Club (SPFC), secara klasemen, memang tidak meyakinkan. Tapi, dari sisi permainan cukup menjanjikan.

Kabau Sirah hanya kebobolan lewat tandukan Zulham Zamrun saat kalah melawan klub bertabur bintang PSM Makassar dan mampu menahan imbang PSS Sleman, 1-1. Itu pun gol dari Elang Jawa (julukan PSS Sleman) lahir dari pinalti ‘gaib’.

Sebelum kompetisi dimulai, SPFC dilanda badai cedera. Marcio Barcia, Jose Sardon, Syaiful Indra Cahya dan Rudi naik meja medis. Tiga nama pertama diplot jadi pemain inti Syafrianto Rusli, sang pelatih.

Kehilangan itu tak membuat mantan pemain belakang era 80-an itu goyah. Ia menggali dan menggali dari skuad yang ada untuk melengkapi ‘teka-teki’ timnya.

Muncul nama M Rifqi dan Rosad Setiawan untuk sektor gelandang, serta Dedy Gusmawan untuk belakang. Dari dua pertandingan, hanya Manda Cingi yang digantikan M Rifqi di pertandingan kedua.

Sebagai pelatih berlisensi AFC Pro, Syafrianto sadar bahwa ia tidak bisa memaksakan gelombang serangan bak air bah ke kubu lawan. Skema 3-4-3 yang sejatinya memiliki nafsu menghempas, dilembutkan dengan teknik menggulung.

Lampiran Gambar

S. Metron

Ia menerapkan sentuhan berbeda di dua pertandingan. Dari data yang dikeluarkan ligaindonesia.id, jumlah akurasi operan saat melawan Juku Eja (julukan PSM) mencapai 74 persen. Sedangkan saat melawan PSS hanya 69 persen.

Sadar akan keterbatasan timnya, Syafrianto menginstruksikan anak asuhnya mengerem lapangan tengah PSM yang amat dikuasai Pluim dan Klok. Ia menginstruksikan Manda Cingi dan Fridolin Yoku untuk menahan bola dan memainkannya dari kaki ke kaki. Cara ini gagal di babak pertama tapi berhasil di babak kedua.

Dengan PSS, kedua tim dalam kondisi seimbang. Baik kualitas pemain maupun taktik. Makanya Syafrianto dengan berani memainkan 3-4-3 ‘menghempas’. Sewaktu bermain dengan PSM, Kabau Sirah baru mendapat peluang bersih pada akhir babak pertama. Saat bertemu PSS, di menit ke 27, tendangan Dedi Hartono sempat membuat bangku cadangan Elang Jawa terpaku. Untung ‘jemari malaikat‘ Ega Rizki Pratama membuat arah bola tiba-tiba berbelok.

Tusukan umpan dari Fridolin atau Boas mampu menemukan celah di lini belakang PSS dan mencapai Karl Max. Sayang, si pemilik nama mirip filsuf sosialis (tanpa huruf R) ini, belum mampu jadi ekstremis di kotak pinalti. Padahal, hampir seluruh umpan lambung dan daerah diarahkan padanya.

Itu kenapa akurasi umpan saat melawan PSS lebih sedikit karena Syafrianto ingin menciptakan gelombang dengan umpan daerah atau lambung. Saat lawan menyerang 7 sampai 8 pemain sudah berada di daerah pertahanan.

Sembari itu, ia menciptakan transisi lewat umpan terobosan. Syafrianto paham Elang Jawa agak kelimpungan dalam urusan tersebut. Dari statistik, hanya sekali pemain SPFC terperangkap offside.

Di menit 31, teori itu terbukti. Dedi membuat set-piece yang sering kita tonton sewaktu latihan. Seharusnya umpan itu menemui Sardon atau Barcia. Tapi yang ada di situ adalah Rosad.

Ia tidak ragu. Dengan kaki kiri, ia ciptakan tendangan melengkung arah keluar yang menghajar pojok kanan atas gawang Ega. Gol! Rosad berlari sembari menutup sebelah matanya. Siapakah yang tak boleh dipandang sebelah mata? SPFC atau dirinya?

Pada penjaga gawang, harapan layak dilambungkan. Teja Paku Alam berada dalam permainan terbaiknya. Setidaknya ada 10 penyelamatan yang dilakukan dalam dua pertandingan tersebut. Salah satu alasan tidak kebobolan lebih banyak memang karena penampilan anak Pesisir Selatan ini.

Lini belakang SPFC masih mengkhawatirkan. Setidaknya ada 26 tendangan ke gawang dan 10 sepak pojok yang didapat sewaktu bertandang ke Stadion Andi Mattalata dan Maguwohardjo. Memang Rifki belum mampu menutupi wilayah yang ditinggalkan Syaiful. Sehingga dalam dua pertandingan tersebut serangan dari sektor tersebut.

Selain itu trio bek belum juga menemukan kimiawi. 3-4-3 memang menjadikan bek adalah bek. Keuntungannya, ketika lawan menyerang, tiga pemain belakang sudah menghadang. Posisi ini akan jadi 5 bek kalua dua sayap di gelandang turun ke belakang. Permainan ini cocok untuk tim yang suka menekan sampai ke lini belakang lawan atau memeiliki dua penyerang. Kedua tim yang sudah dihadapi SPFC memiliki karakter tersebut.

Sayang, bek tersebut juga diminta memiliki mental kuat agar bisa mengendalikan situasi kapan saja. Itu yang belum nampak dari tiga bek tersebut. Pulatov pantas diberikan beban lebih. Karena kemampuan dan harga pada dirinya. Jika tidak tergapai, Syafrianto harus menggali lagi pada skuadnya yang ternya menyimpan pemain-pemain yang punya masa depan.

Secara keseluruhan, permainan SPFC meningkat. Apalagi mampu menciptakan gol di kandang lawan. Ini sebenarnya menaikkan moral pemain. Sekaligus membuat Syafrianto pusing. Apakah ia akan memainkan legiun asingnya, saat skuad lokal mampu menunjukkan determinasi yang tak kalah hebat?

Pembuktian memang ada pada laga kandang. Psikologis pemain sedang berada pada tiik yang pas. Syafrianto mesti kembali menemukan variasi yang tepat dari skemanya agar peak performance pemain bisa sampai pada tingkat tertinggi saat berlaga di Stadion Agus Salim nanti malam. Meski itu lawannya adalah Persib Bandung. (*)

Baca Juga

Dua pemain muda Semen Padang FC dipanggil Timnas Indonesia untuk persiapan AFC-17 Asian Cup 2025.Asian Cup 2025 bakal digelar di Arab Saudi
Dua Pemain Muda Semen Padang FC Dipanggil Timnas Hadapi Asian Cup U-17
Semen Padang FC menggelar latihan jelang pertandingan menghadapi tamunya, Bali United, yang dijadwalkan pada 20 Januari 2024 mendatang
Semen Padang FC Gelar Latihan Jelang Menjamu Bali United
Rektor ITP Lantik WR dan Dekan Periode 2025-2029
Rektor ITP Lantik WR dan Dekan Periode 2025-2029
Sempat tertinggal 1-0 dari Borneo FC pada babak pertama putaran kedua Liga 1 BRI Indonesia, Semen Padang FC balas skor jadi 1-3.
Berhasil Comeback, Semen Padang FC Keluar Zona Degradasi Usai Hajar Borneo
Semen Padang FC tertinggal 0-1 dari Borneo FC pada babak pertama putaran kedua paruh musim Liga 1 BRI Indonesia.
Babak Pertama, Semen Padang FC Tertinggal 0-1 dari Borneo FC
Semen Padang FC Kembali Datangkan Pemain Asing Baru, Kiper Asal Brasil Arthur Augusto
Semen Padang FC Kembali Datangkan Pemain Asing Baru, Kiper Asal Brasil Arthur Augusto