Jejak Satpam Green Mutiara Padang: Ikut Geng Kapak Merah hingga Pembunuhan

Satpam Padang Aniaya Orang

Satpam Perumahan Green Mutiara diperiksa polisi atas kasus penganiayaan. (Irwanda/langgam.id)

Langgam.id - Beberapa hari belakangan, kasus pembunuhan di Perumahan Green Mutiara, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) membuat buncah masyarakat. Pelaku pembunuhan itu adalah petugas keamanan di perumahan elit itu berinisial Ai (44).

Sementara korbannya, adalah warga yang tinggal di luar lingkungan perumahan. Korban merupakan paman dan keponakan yaitu A (55) dan AJ (38), meninggal dunia di lokasi kejadian tepatnya di gerbang Perumahan Green Mutiara.

Menurut Kapolresta Padang, AKBP Imran Amir, pelaku dan kedua korban sebelumnya terlibat perkelahian. Hingga akhirnya, pelaku melakukan penusukan dengan pisau sangkur yang memuat korban bersimbah darah.
Awalnya, kata Imran, pisau sangkur tak diakui pelaku merupakan miliknya. Hasil interogasi, ternyata senjata tajam itu milik pelaku yang sehari-hari memang dibawa saat bertugas.

"Pisau dibawa pelaku terus saat piket (kerja). Korban merupakan paman dan keponakan, sebelumnya mereka tidak saling kenal," ujarnya saat jumpa pers di Polresta Padang, Jumat (11/9/2020).

Imran mengatakan pada Februari 2020, pelaku dengan salah seorang korban diketahui pernah ribut persoalan berenang di lingkungan perumahan. Namun ketika itu, mereka didamaikan dan persoalan dianggap selesai.

"Sudah ada perselisihan dan damai. Ternyata malam itu berlanjut. Habis menusuk, pelaku melarikan diri ke Bukittinggi. Tapi akhirnya menyerahkan diri. Sementara barang bukti ditemukan di Bukittinggi," jelasnya.

Imran mengungkapkan, pelaku diketahui merupakan residivis atau pernah masuk penjara. Ketika itu, pelaku berada di Jakarta yang terlibat aksi perampok sebuah geng bernama kapak merah.

Baca juga: Sering Diejek, Satpam Perumahan di Padang Aniaya 2 Orang hingga Meninggal

"Di Jakarta terlibat perampok lalu dihukum empat tahun penjara. Bebas, pulang kampung lalu jadi satpam. Dan sekarang terlihat aksi penganiayaan berujung meninggalkannya korban," tuturnya.

Seperti diketahui, kasus penganiyaan berujung pembunuhan itu terjadi pada Selasa (8/9/2020) sekitar pukul 02.00 WIB. Awalnya, jajaran Polsek Lubuk Kilangan mendapat informasi adanya dua orang tergeletak di gerbang perumahan.

"Kemudian personel ke lokasi. Ternyata dua orang ini korban penganiayaan," kata Kapolsek Lubuk Kilangan, AKP Edriyan Wiguna.

Edriyan mengatakan, hasil penyelidikan pelaku kabur ke Kota Bukittinggi usai perkelahian. Pihaknya kemudian membujuk keluarga pelaku untuk bisa menyerahkan diri.

"Motifnya karena korban sering mengejek tersangka. Kemudian mengajak tersangka berkelahi, maka terjadilah pembunuhan. Korban ini pernah ditegur oleh tersangka untuk tidak berenang di kolam berenang perumahan," ujarnya. (Irwanda/ABW)

Baca Juga

Seorang perempuan lanjut usia bernama Guslina (79) dirampok dan mendapat tindakan kekerasan. Peristiwa ini terjadi di kediaman korban
Nenek di Padang Dirampok Saat Ingin Salat Tahajud: Dibekap-Dipukuli, Emas Raib
Keluarga Septia Adinda (25), korban dugaan pembunuhan dan mutilasi di Kabupaten Padang Pariaman, tidak terima pengakuan terduga pelaku,
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Mutilasi di Sumbar, Ada 2 Korban Lain yang Dibunuh
Polisi Tangkap Pria di Batipuh, Diduga Cabuli Anak Tiri
Polisi Tangkap Pria di Batipuh, Diduga Cabuli Anak Tiri
im Klewang telah menggelandang salah seorang pemalak yang biasa beraksi di Jembatan Baru belakang Hotel Pangeran Beach. Pelaku berinisial “M” dibekuk, Kamis (1/5/2025) malam.
Pemalak di Pantai Padang Dibekuk Tim Klewang
Potongan tubuh berupa paha diduga milik Septia Adinda (25) ditemukan di aliran sungai Batang Anai, tepatnya di Korong Duku, Nagari Kasang,
Ketika Nyawa Tak Lagi Berarti
Polisi membeberkan hasil autopsi jenazah Cinta Novita Sari Mista (15). Cinta siswi tsanawiyah tewas ditemukan dalam karung di Tanah Datar,
Cinta 'Mayat dalam Karung' di Tanah Datar Diperkosa usai Tewas Dicekik