Jangan Meniru Negara Lain, Bisnis di Indonesia Harus Kembangkan Potensi Daerah

Langgam.id-bisnis potensi daerah

Director and Founder Aren Energy Investment, Toronata Tambun. [foto: Rahmadi]

Langgam.id - Pembangunan bisnis di suatu daerah harus melihat potensi yang bisa dikembangkan di daerah tersebut. Setiap daerah punya potensi sendiri dan tidak harus sama dengan apa yang telah berhasil di daerah lain.

Hal ini disampaikan oleh Toronata Tambun, Director and Founder Aren Energy Investment. Menurutnya, Indonesia harus memiliki banyak pabrik entrepreneur di setiap daerahnya untuk memajukan negara.

Dia menyampaikan hal itu secara virtual saat menjadi pembicara dalam Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 yang digagas oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan PT Paragon Technology and Innovation, CEO PT Paragon, Senin lalu (27/7/2021).

Dia menjelaskan, memang tidak semua akan menjadi entrepreneur. Namun enterpenur bisa diciptakan lewat pendidikan. Apalagi orang-orang yang mungkin sudah lahir dari keluarga pedagang misalnya, diharapkan menjadi entrepreneur yang komplit karena sudah terpapar dunia bisnis sejak kecil.

Kemudian, untuk menciptakan entrepreneur di bidang pendidikan harus memiliki kurikulum yang menyesuaikan dengan potensi daerah yang ada di Indonesia.

Dia mencontohkan, seperti di Amerika di Boston sekitar kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT) kurikulumnya menyesuaikan dengan potensi bisnis di sana.

"Jadi tidak semua yang ada di luar itu bisa diterapkan di Indonesia, kita harus berpikir bagaimana bisa mengembangkan wilayah. Negara sebesar Indonesia tidak mungkin hanya satu klaster saja ekonominya," ujarnya.

Alumnus Harvard Bussines School itu juga mengkritik ide tentang membuat Silicon Valley di Indonesia. Menurutnya hal itu tidak akan berhasil karena kawasan Silicon Valley sudah memenuhi syarat yang lengkap sebagai ekosistem ekonomi sejak lama, bahkan dibangun sejak tahun 1800-an.

Indonesia menurutnya, harus berpikir sendiri bagaimana mengembangkan potensi daerahnya. Tidak harus sama dengan negara lain, bahkan perlu trial dan eror dalam membangun sebuah ide bisnis. Pertimbangan wilayah juga penting menurutnya yang disebut dengan topofolia.

"Jadi jangan mencoba mereplikasi Silicon Valley, topofolia atau lokasi sangat penting, ini yang mesti dicari. Orang-orang dulu itu kalau mau bangun bisnis mesti duduk dulu berjam-jam membahasnya di warung kopi," ujarnya.

Ia menjelaskan, dalam mengembangkan potensi ekonomi di suatu daerah, mesti terbentuk ekosistem yang ideal. Diantaranya kurikulum di dunia pendidikan di daerah itu harus disesuaikan dengan industri yang ada di sana. Kemudian benar-benar ada pabrik atau industri yang khusus lahir di daerah itu.

Baca juga: Cerita Bos Kosmetik Bangun Perusahaan Lewat Karyawan Berjiwa Entrepreneur

Kalau ada kurikulum yang tidak sesuai maka bisa diubah dengan menyesuaikannnya. Ini akan melahirkan SDM yang mampu mengelola industri di daerah itu. Pengembangan bisnis harus memahami budaya lokal, sebab kalau dipaksakan nilai-nilai dari luar bisa gagal.

Kemudian terangnya, ekosistemnya punya modal atau yang berinvestasi di sana. Termasuk pemerintah yang memberikan dukungan untuk pertumbuhan ekosistem ekonomi. Pemerintah di suatu daerah dapat menjadi fasilitator dan regulator.

"Lalu kenapa ekosistem tidak jalan, karena kurikulum itu hanya ada di sebagian kecil saja, karena tidak jalan, karena secara anorganik tidak punya komponen ini, kakau mau berhasil cari komponennya maka akan berhasil," katanya.

Ia mengatakan, selain perlu kurikulum di dunia pendidikan, setiap yang terjun dalam bidang bisnis juga perlu mentor agar bisa mandiri. Orang-orang yang terjun dalam dunia usaha juga harus disiplin, karena tidak bisa hanya bermodalkan semangat saja.

Selain itu menjadi enterpreneur hal pertama yang dipikirkan adalah pasar, yaitu kalau membuat produk harus dipikirkan siapa yang akan membelinya. Tidak bisa bermodalkan ide dan niat saja, karena kalau tidak ada yang beli maka bisnisnya menjadi gagal.

Ia mengharapkan dari dunia pendidikan bisnis akan lahir para inovator yang bukan cuman penemu saja, karena seorang inovator juga harus bisa memgkomersialisasi penemuannya.

Lahirnya para inovator menurutnya, juga akan membuat Indonesia menjadi negara produsen. Sehingga tidak lagi menjadi negara konsumen atau pasar seperti sekarang.

"Apa relevansinya kita belajar entrepreneur, ya karena faktanya yang jadi pengangguran banyak sekali, bahkan mereka berasal dari lulusan pendidikan tinggi," katanya.

 

 

 

Tag:

Baca Juga

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang skincare yang cukup terkenal di Indonesia saat ini ialah SR12. Rupanya, owner dari SR12
Kisah Toni Firmansyah, Pengusaha Minang yang Jadi Owner Perusahaan Skincare SR12
Gamezone Padang: Surga Bagi Pecinta Game di Sumatera Barat
Gamezone Padang: Surga Bagi Pecinta Game di Sumatera Barat
Co-preneurship dan Pembentukan Profesionalitas Gender dalam Bisnis
Co-preneurship dan Pembentukan Profesionalitas Gender dalam Bisnis
Tiga Inovator Bisnis Terbaik di Econovation 2021, Gerak Kaum Muda Membangkitkan Ekonomi Bangsa
Tiga Inovator Bisnis Terbaik di Econovation 2021, Gerak Kaum Muda Membangkitkan Ekonomi Bangsa
Langgam.id-entrepreneur
Target 100 Ribu Entrepreneur di Sumbar, Gubernur Minta Siswa Punya Bisnis Plan
Langgam.id-Yudo Anggoro entrepreneur
Jadi Negara Maju, Indonesia Harus Punya Banyak Entrepreneur