Langgam.id - Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand telah memeriksa sekitar 10 ribu sampel spesimen covid-19. Angka tersebut setara dengan 0,2 persen dari total populasi penduduk di Sumatra Barat (Sumbar).
Menariknya, dari 371 kasus pada Kamis (14/5/2020), 75 persen terkonfirmasi positif berasal dari orang tanpa gejala (OTG) serta orang dalam pemantauan (ODP). Sementara, puncak serangan covid-19 itu ditandai kasus positif sedang dan berat bersumber dari PDP.
"Sedangkan di Sumbar PDP yang dirawat di rumah sakit banyak negatif. Angkanya di rumah sakit di bawah 5 persen," ujar Kepala Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Unand, Andani Eka Putra saat diskusi online WAG Kawal Covid-19 Sumbar Series 5, Jumat (15/5/2020) malam.
Menurut Andani, 75 persen kasus positif corona di Sumbar yang berasal dari ODP dan OTG tersebut, merupakan hasil pelacakan atau survailance.
"Fase pertempuran saat ini bukan di rumah sakit, tapi di lapangan. Semakin cepat kita diagnostik, maka akhirnya akan bagus, (Tentunya) dengan cara pemeriksaan secara masif," katanya.
Saat ini meski pun kasus kian meningkat, Sumbar sudah berada di trek yang benar dalam penanganan covid-19. Sebab, telah mengarah kepada upaya memutus rantai peneluran.
Andani mengatakan, prinsip utama dalam penanganan pandemi adalah memutus rantai penularan tersebut. Meletakkan posisi identifikasi kasus dan pemutus rantai penularan di depan.
"Unit pelayanan kesehatan benteng terakhir mengatur mengurangi angka kematian. Jalan satu-satunya adalah putus rantai penularan, jangan sampai puncak. Jikapun puncak jangan tinggi dan tidak cepat," tuturnya. (SPR/Irwanda/ICA)