Langgam.id - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid, menekankan pentingnya kebudayaan sebagai fondasi utama dalam pembangunan berkelanjutan.
Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa kebudayaan bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi juga pendorong (driver) dan pendukung (enabler) pembangunan di berbagai sektor.
"Pembangunan berkelanjutan tidak hanya bicara soal ekonomi dan lingkungan, tetapi juga kebudayaan. Kebudayaan memainkan peran penting dalam membentuk identitas bersama, menjaga kohesi sosial, dan mendorong inovasi yang inklusif," ujar Hilmar saat membahas integrasi kebudayaan dalam pembangunan nasional, di kampus Universitas Andalas, Kota Padang, Rabu (11/9/2024).
Hilmar menjelaskan bahwa kebudayaan sebagai driver mendorong ekonomi berbasis kekayaan budaya, yang berpotensi besar di Indonesia mengingat keragaman biokultural yang dimiliki. Sementara itu, sebagai enabler, kebudayaan menciptakan kondisi yang mendukung pelaksanaan berbagai sektor lain, termasuk layanan dasar.
Kebudayaan juga harus dilihat sebagai barang publik yang harus diakses oleh semua orang. Menurut Hilmar, aset budaya seperti warisan budaya dan kegiatan seni harus dikelola dengan prinsip akses universal, di mana setiap individu berhak menikmatinya tanpa mengurangi ketersediaan bagi yang lain.
"Ini adalah tanggung jawab publik yang harus didukung oleh kebijakan yang tepat, infrastruktur, dan anggaran berkelanjutan," tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mendukung kegiatan kebudayaan. Hilmar menegaskan bahwa kemitraan publik-swasta merupakan solusi untuk memperkuat pendanaan di sektor kebudayaan dan mendorong inovasi melalui insentif pajak bagi pihak yang berkontribusi.
Selain itu, Hilmar menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) di bidang kebudayaan.
"Diperlukan SDM yang berkompeten dalam manajemen seni, konservasi warisan budaya, ekonomi berbasis kekayaan intelektual, hingga teknologi digital untuk memastikan kelestarian dan akses yang lebih luas terhadap kekayaan budaya kita," katanya.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, Hilmar menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar dengan memanfaatkan kebudayaannya yang kaya sebagai modal utama.
"Dengan kebijakan yang tepat dan kolaborasi yang kuat, kita bisa memastikan bahwa kebudayaan tidak hanya dilestarikan, tetapi juga menjadi penggerak pembangunan yang berkelanjutan," tutupnya. (*/Yh)