Langgam.id- Wakil Gubernur (Wagub) Sumatra Barat (Sumbar) Audy Joinaldy ajak penghulu tingkatkan ilmu pengetahuan tentang hukum adat. Hal itu bertujuan untuk menjaga sako dan pusako di Sumbar agar tidak terjadi konflik di tengah masyarakat.
Hal ini disampaikan Wagub saat hadir dalam upacara Batagak Pangulu Andiko Ampek Koto Kinali, Dt. Sutan Bando Rajo di Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Kamis (5/1/21).
Audy juga mengajak para datuak untuk semakin bersinergi membangun daerah. Menurutnya sinergitas tungku tigo sajarangan ditambah bundo kanduang dan generasi muda merupakan kunci dalam menggali potensi di nagari.
"Saya yakin setiap Nagari memiliki potensi masing-masing yang bisa dikembangkan kedepan, tinggal bagaimana kita secara bersama-sama mengolah dan memanfaatkan menjadi nilai tambah untuk kemajuan Nagari", ujarnya dikutip dari halaman resmi Pemprov Sumbar, Kamis (6/1/2022).
Ia mengatakan, seorang datuak mempunyai tanggung jawab yang besar. Datuak wajib hukumnya mengetahui dan mengerti serta memahami nilai-nilai adat. Layaknya ulama yang juga harus paham akan nilai-nilai agama.
"Maka dari itu, momentum malewakan panghulu pada hari ini kita maknai secara mendalam bagaimana peran penting seorang panghulu yang diberi gelar Datuak. Sebagaimana kita ketahui Datuak merupakan gelar adat tertinggi di Minangkabau", katanya.
Wagub juga mengajak penghulu terus meningkatkan pendidikan dan ilmu pengetahuannya dalam bidang kepemimpinan dan hukum adat. Terutama yang berkaitan tentang sako dan pusako sebagai hal penting dirasa saat ini.
Mengingat sako dan pusako terkadang tak terelakan menjadi akar konflik di masyarakat. Menyikapi kondisi itu, menurut Audy para tokoh masyarakat dituntut untuk kembali menyelami pengetahuan terkait hal tersebut.
Semua fenomena itu tentu tidak akan terus menerus terjadi jika seluruh unsur lembaga-lembaga adat mulai dari Pemerintahan Nagari, KAN, LKAAM Kabupaten/Kota serta para pemangku adat tegas menyikapi perubahan sosial yang terjadi dengan menegakkan nilai-nilai adat.
"Karena itu semua komponen harus bersinergi dengan memegang teguh filosofi “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”, katanya.
Sebagaimana diketahui, dalam adat Minangkabau sako adalah gelar pusaka Tinggi. Sedangkan Pusako adalah harta pusaka tinggi yang diterima secara turun temurun. (*)