Langgam.id - Bank Indonesia mendorong pemerintah daerah Sumatra Barat memaksimalkan potensi sektor pertanian guna menjaga pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus memastikan pasokan pangan terpenuhi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram mengatakan sektor pertanian menjadi penopang utama perekonomian Sumbar karena porsinya dalam struktur ekonomi daerah itu lebih dari 21 persen.
"Porsi sektor pertanian ini paling besar dalam struktur perekonomian Sumbar. Jadi perlu dioptimalkan pengembangannya, data produksinya harus betul-betul akurat, begitu juga pengembangan hilirisasinya," kata Majid, Kamis (8/8/2024).
Menurutnya, dengan produksi pertanian yang terukur dengan baik, akan memudahkan daerah dalam pengelolaan inflasi. "Sehingga, jangka panjang kita bisa memastikan kapasitas produksi, kebutuhan, dan distribusinya, guna menjaga inflasi lebih terkendali," ujarnya.
Apalagi, hasil pertanian Sumbar tidak hanya dinikmati oleh masyarakat setempat, tetapi juga didistribusikan ke provinsi tetangga, seperti Riau dan Jambi, bahkan hingga Jakarta.
Ia mengungkapkan dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan sektor pertanian cenderung stagnan. Apalagi, banyak wilayah pertanian di Sumbar yang juga ikut terdampak bencana, sehingga mengganggu pasokan komoditas.
Untuk itu, Majid mendorong lahan terdampak bencana segera mendapatkan bantuan recovery. Selain itu, juga kebijakan-kebijakan kepala daerah daerah yang mesti mendukung pengembangan sektor pertanian.
Adapun, pada triwulan II 2024, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan hanya tumbuh 2,61 persen. Angka pertumbuhan itu merupakan yang paling rendah dari lima besar subsektor utama perekonomian Sumbar.
Dari sisi produksi, struktur perekonomian Sumbar ditopang sektor pertanian 21,01 persen, perdagangan 16,5 persen, transportasi dan pergudangan 11,5 persen, konstruksi 9,83 persen, dan industri pengolahan 8,27 persen.
Dari sisi pengeluaran, BI mendorong pemerintah daerah mengoptimalkan sektor investasi dengan memanfaatkan potensi-potensi ekonomi yang ada di daerah. Tanpa investasi, imbuhnya, akan sulit meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Secara keseluruhan ekonomi Sumbar di triwulan II 2024 tumbuh 4,71 persen. Angka itu tumbuh di atas rata-rata pertumbuah Pulau Sumatra, namun masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. (*/Fs)