Inflasi Sumbar Meningkat, BI Ingatkan Potensi Kenaikan Harga Jelang Natal dan Tahun Baru

Inflasi Sumbar Meningkat, BI Ingatkan Potensi Kenaikan Harga Jelang Natal dan Tahun Baru

Kepala BI Sumbar Wahyu Purnama A menerangkan soal laju inflasi Sumbar. (Foto: screenshoot zoom BI Sumbar)

Langgam.id - Laju inflasi Sumatra Barat tahun ini dipastikan lebih tinggi dari tahun sebelumnya, sebab hingga November angka inflasi Sumbar sudah 1,67 persen atau menyamai laju inflasi tahun 2019 lalu.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Wahyu Purnama A mengingatkan pemerintah daerah terkait potensi meningkatnya harga sejumlah kebutuhan pokok jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Apalagi, penghujung tahun ini juga bertepatan dengan Pilkada serentak yang berpotensi mengerek belanja masyarakat.

"Perlu diwaspadai potensi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, karena menghadapi Natal dan Tahun Baru," katanya, Kamis (3/12/2020).

Meski ada potensi kenaikan harga di penghujung tahun, Wahyu meyakini laju inflasi Sumbar masih cukup terkendali. Apalagi alam tiga tahun terakhir Sumbar berhasil mengendalikan laju inflasi di kisaran 1 - 3 persen, setelah tahun-tahun sebelumnya selalu berfluktuasi sangat dalam.

Seperti tahun lalu misalnya, inflasi Sumbar tercatat 1,67 persen, pada 2018 sebesar 2,60 persen, 2017 lalu sebesar 2,03 persen. Sebelum itu, sempat melambung pada 2016 sebesar 4,89 persen, dan sangat rendah pada 2015 yang hanya 1,08 persen.

Sepanjang 2010 hingga 2014, inflasi Sumbar sangat fluktuatif, yakni berturut-turut sebesar 7,24 persen pada 2010, selanjutnya 4,89 persen, 3,96 persen, 10,57 persen, dan puncaknya 11,58 persen pada 2014.

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Sumatra Barat mengalami inflasi 0,51 persen sepanjang November tahun ini, didorong naiknya tarif angkutan udara atau tiket pesawat dan harga sejumlah komoditas pokok.

Kepala BPS Sumatra Barat Pitono merinci inflasi di bulan November disebabkan naiknya tarif angkutan udara sebesar 17,56 persen.

“Kenaikan tiket pesawat menjadi penunjang inflasi terbesar dengan kenaikan 17,56 persen dari bulan lalu, dan andil terhadap inflasi Sumbar 0,25 persen,” ujarnya.

Ia menyebutkan kenaikan tarif angkutan udara itu disebabkan tingginya permintaan tiket pesawat karena event MTQ nasional di Sumbar bulan lalu.

Saat itu, sebanyak 1.400 kafilah datang ke Sumbar untuk mengikuti MTQ nasional ke 28 tahun 2020. Akibatnya permintaan tiket juga naik.

Selain itu, inflasi juga didorong naik harga sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai merah yang naik 10,28 persen di Padang dan 4,91 persen di Bukittinggi.

Kemudian, bawang merah naik 15,44 persen di Padang dan 14,45 persen di Bukittinggi. Daging ayam ras naik 9,83 persen di Padang dan 10,18 persen di Bukittinggi, dan ayam hidup naik 13,41 persen di Padang. (*/HFS)

Baca Juga

Lonjakan harga komoditas pangan seperti bawang merah dan daging ayam mempengaruhi kenaikan inflasi Sumatra Barat (Sumbar) pada Oktober 2024.
Bawang Merah hingga Emas Perhiasan Penyumbang Inflasi Sumbar Oktober 2024
BI Gelar Pelatihan UMKM Hijau, Pemko Padang Nilai Gairahkan Pelaku Usaha
BI Gelar Pelatihan UMKM Hijau, Pemko Padang Nilai Gairahkan Pelaku Usaha
BI Sumbar Berikan Tali Asih Bagi 79 Veteran Pejuang Kemerdekaan
BI Sumbar Berikan Tali Asih Bagi 79 Veteran Pejuang Kemerdekaan
Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: BI mencatat, terjadi perlambatan pertumbuhan perekonomian Sumbar selama delapan tahun terakhir.
Ekonomi Sumbar Tertolong Konsumsi Rumah Tangga, BI Minta Genjot Investasi
Juli 2024: BI Nilai Meningkatnya Pasokan Dorong Sumbar Alami Deflasi 1,07 Persen
Juli 2024: BI Nilai Meningkatnya Pasokan Dorong Sumbar Alami Deflasi 1,07 Persen
Kendalikan Inflasi, Pemko Padang Panjang Terima Insentif Fiskal Rp5,4 Miliar
Kendalikan Inflasi, Pemko Padang Panjang Terima Insentif Fiskal Rp5,4 Miliar