Langgam.id - Inflasi Sumatra Barat (Sumbar) pada 2019 relatif terkendali sebesar 1,67 persen. Angka ini disebut termasuk terbaik di Sumatra dan peringkat dua terbaik di Indonesia. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan, untuk mencapai itu, perlu sinergi menjalankan empat strategi.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri pertemuan tahunan Rapat Forum Komunikasi Ekonomi Kreatif (FKEK) di ruang rapat Dinas Pangan Sumbar, Padang, Jumat (24/1/2020). Pertemuan itu merupakan salah satu langkah awal untuk meningkatkan kerja sama dalam pembangunan Sumbar.
Rapat FKEK merupakan sebuah forum untuk memperkuat koordinasi dan sinergi kebijakan antara pusat dan daerah dalam upaya menciptakan stabilisasi harga pada umumnya dan pengendalian inflasi pada khususnya.
Menurut gubernur Sumbar, inflansi Sumbar tahun 2019 sebesar 1,67 persen yang termasuk terbaik di Sumatra dan peringkat dua terbaik di Indonesia.
"Harus terus kita tingkatkan, berbagai isu yang berkembang di tengah masyarakat, terutama yang berhubungan dengan masalah inflansi perlu direspons dengan cepat," ujarnya.
Adapun isu permasalahan inflansi Sumbar terkait daya beli masyarakat yang masih rendah sesuai dengan pendapatan tetap sebab pendapatan riil menurun.
"Perlu adanya sinergi keterpaduan antar stakeholder dengan instansi terkait lainnya dalam menghasilkan strategi pengendalian inflansi," katanya.
Strategi pengendalian inflansi dilakukan dengan 4 strategi yakni ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, komunikasi ekspektasi dan keterjangkauan harga, mulai dari hulu sampai ke hilir.
Ketersediaan pasokan, pemda bekerjasama dengan kelompok tani dari berbagai daerah untuk memenuhi kebutuhan pangan. Mempersiapkan pasokan sesuai dengan kondisi, bahkan lebih dari kebutuhannya. Jalur distribusi pangan dan kebutuhan pokok juga telah dipersiapkan sehingga mudah untuk diakses masyarakat.
Akses pangan murah bersubsidipun terus diperluas dan mudah diperoleh oleh masyarakat. Untuk mendukung proses distribusi dan transportasi, aparat terkait telah disiapkan instrumen untuk mempermudah kelancarannya.
Seperti kesediaan pasokan BBM dari Pertamina. Memastikan bahwa pasokan lancar, stok cukup, dan sewaktu-waktu dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan riil di masyarakat.
Ia berharap kelangkaan premium dan solar bisa diatasi segera. Sebab hal itu sangat mengganggu transportasi distribusi pangan dan kebutuhan pokok.
Selain itu gubernur juga menyampaikan dalam mengembangkan ekonomi kreatif, UMKM di daerah pariwisata bisa berbasis sumber daya dan keunggulan lokal.
Menurutnya, pemerintah harus memberikan perhatian khusus agar pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah Kawasan Ekonomi Khusus Sumbar semakin menggeliat. Ini dinilai dapat menggerakan roda perekonomian sekaligus menjadi tulang punggung ekonomi setempat.
"Pelaku ekonomi kreatif di Sumbar saat ini sudah banyak dan perlu dikembangkan dan dikemas lebih baik lagi," katanya.
Sehingga untuk itu menurutnya diperlukan upaya-upaya yang konkrit. Antara lain dengan mengoptimalkan pengelolaan komoditas unggulan di Sumbar dan meningkatkan pembangunan infrastruktur serta konektivitas. (Rahmadi/HM)