Hujan Ekstrem Capai 261 Milimeter, Rekor Tertinggi di Padang Selama Tiga Dekade

Hujan Ekstrem Capai 261 Milimeter, Rekor Tertinggi di Padang Selama Tiga Dekade

Dok. BMKG

Langgam.id – Rentetan bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera Barat sejak 23 hingga 25 November 2025 dipicu oleh hujan dengan intensitas ekstrem yang terjadi hampir merata di wilayah pesisir. BMKG Stasiun Klimatologi Sumatera Barat mencatat lonjakan curah hujan yang melampaui batas normal hingga memecahkan rekor harian dalam 30 tahun terakhir.

“Selama tiga hari berturut-turut terjadi hujan ekstrem di beberapa wilayah pesisir Sumbar, terutama di Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kota Padang, Agam, dan Pasaman Barat,” kata Rizky A. Saputra, Pranata Meteorologi dan Geofisika (PMG) Madya Stasiun Klimatologi Sumbar, Selasa (25/11/2025).

Menurut Rizky, hujan ekstrem didefinisikan sebagai hujan dengan intensitas lebih dari 150 milimeter per hari. Pada 23 November, tiga wilayah mencatat hujan kategori ekstrem: Limau Purut, Pariaman, dan Sungai Limau. Nilai tertinggi tercatat di Limau Purut dengan 168 mm.

Sehari kemudian, 24 November, intensitas hujan semakin meningkat. “Curah hujan tertinggi kembali tercatat di Limau Purut, mencapai 182 mm, dan itu termasuk kejadian ekstrem yang sangat jarang,” ujar Rizky. Selain Padang Pariaman, hujan ekstrem juga melanda Bungus di Kota Padang.

Puncak hujan terjadi pada 25 November 2025, dengan rekor baru tercatat di Lubuk Minturun, Kota Padang. Curah hujan harian mencapai 261 mm, memecahkan rekor sebelumnya sebesar 225 mm pada 17 Juni 2016. “Ini menjadi rekor tertinggi dalam satu hari untuk wilayah Padang selama lebih dari tiga dekade,” jelasnya.

BMKG menjelaskan, peningkatan curah hujan ekstrem ini tidak berdiri sendiri. Terdapat beberapa faktor atmosfer dan oseanografi yang berperan bersamaan.

“Dalam lima hari terakhir, terjadi perubahan drastis dari kondisi kering menjadi sangat basah. Hal ini dipicu oleh Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, anomali suhu muka laut yang menghangat, serta penguatan angin baratan akibat keberadaan Siklon Tropis 95B di Malaysia,” ungkap Rizky.

Kondisi laut yang lebih hangat mendorong pertumbuhan awan konvektif dalam jumlah besar. Sementara itu, angin baratan yang kuat mengumpulkan massa udara basah ke wilayah Sumatera bagian barat sehingga hujan terjadi hampir tanpa jeda.

Data klimatologis menunjukkan bahwa dalam 30–35 tahun terakhir, puncak musim hujan di Padang Pariaman umumnya terjadi pada akhir November. Namun akumulasi hujan tanggal 23–24 November 2025 mencapai 182 mm menjadi salah satu yang tertinggi dalam sejarah pencatatan.

Untuk wilayah Kota Padang, data Stasiun Klimatologi menunjukkan curah hujan dalam lima hari terakhir berada pada kategori atas normal (260%) dengan total 556 mm. Angka tersebut naik lebih dari 250% dari kondisi normal di periode yang sama.

“November memang puncak musim hujan. Namun nilai curah hujan yang terjadi dalam tiga hari terakhir sudah di luar pola umum dan berpotensi memicu bencana hidrometeorologis seperti banjir, banjir bandang, dan longsor,” kata Rizky.

Rizky meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan. Ia mengimbau warga terus memantau informasi resmi BMKG melalui kanal Stasiun Klimatologi Sumbar.

“Masyarakat bisa mengikuti pembaruan informasi cuaca dan iklim melalui akun Instagram Staklim Sumbar agar lebih siap menghadapi potensi cuaca ekstrem,” ujarnya.

Dengan intensitas hujan yang masih tinggi dan kondisi tanah yang mulai jenuh, masyarakat di wilayah rawan banjir dan longsor diminta untuk lebih berhati-hati. (*/Yh)

Baca Juga

Masyarakat terdampak banjir Padang Pariaman di tempat pengungsian sementara.
Banjir Padang Pariaman, 250 Jiwa Mengungsi
Transformasi Kebencanaan Sumbar: BNPB dan BPBD Luncurkan Tata Kelola Satu Data
Transformasi Kebencanaan Sumbar: BNPB dan BPBD Luncurkan Tata Kelola Satu Data
Siklon Tropis 95B di Malaysia Picu Hujan Berkepanjangan di Sumbar, Ribuan Rumah Terendam Banjir
Siklon Tropis 95B di Malaysia Picu Hujan Berkepanjangan di Sumbar, Ribuan Rumah Terendam Banjir
Banjir merendam pemukimandi Kabupaten Padang Pariaman. FOTO BPBD
Padang Pariaman Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD melaporkan 15 nagari di tujuh kecamatan di Kabupaten  Padang Pariaman kembali terendam banjir
Update Banjir Padang Pariaman: 15 Nagari di Tujuh Kecamatan Terdampak
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD melaporkan 15 nagari di tujuh kecamatan di Kabupaten  Padang Pariaman kembali terendam banjir
BPBD Catat 1.824 Jiwa Terdampak Banjir Padang Pariaman