Langgam.id-Sebanyak 17.732 ton ikan budidaya masyarakat sekitar Danau Maninjau, Kabupaten Agam mati dalam kurun waktu tahun 1997 s.d 2021. Diperkirakan total kerugian mencapai Rp 223.78 miliar.
Informasi ini disampaikan oleh ahli perikanan dan kelautan Universitas Bung Hatta (UBH) Padang Prof DR. Hafrijal Syandri berdasarkan hasil penelitiannya.
Dia menjelaskan hasil penelitiannya saat diskusi lewat aplikasi zoom meting digagas MSTV dengan acara Maota Lamak pada Sabtu (18/12/2021) lalu. Diskusi mengangkat tema “Dilema Danau Maninjau, Wisata atau Keramba Apung?” dihadiri sejumlah pihak terkait.
Hafrijal Syandri mengatakan, berdasarkan penelitian dirinya bersama tim mencatat ada 35.548 Penduduk Kecamatan Tanjung Raya dengan jumlah Rumah Tangga sebanyak 8.641. Dari jumlah itu, tercatat ada 1.636 diantaranya atau 19,93 persen adalah Rumah Tangga Perikanan (RTP) dengan 65 persen modal produksi keramba jaring apung (KJA) berasal dari luar.
"Informasi yang cukup mengejutkan adalah, bahwa jika dikalkulasi sejak tahun 1997 hingga tahun 2021, jumlah ikan mati sudah sebanyak 17.732 ton," katanya dalam keterangan tertulis IPPRA, Senin (20/12/2021).
Mantan Rektor UBH itu mengatakan jumlah ikan yang mati sebanding nilainya dengan Rp 223.78 miliar jika harga per ton
minimal Rp 19 juta uang yang terbenam ke Danau Maninjau. Uang yang terbenam maksudnya istilah yang digunakan untuk menyebut kerugiannya dalam jumlah rupiah.
Peserta diskusi lainnya, Harry Asmar Dt Pangulu Dirajo yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Masyarakat Perantau Salingka Danau Maninjau berpesan pengelolaan Danau Maninjau bukan bertujuan untuk menghabisi keramba.
"Perlu diingat bahwa upaya ini bukan untuk menghabisi keramba, namun mencari keseimbangan di tengah konflik," katanya.
Peserta diskusi lainnya, anak Nagari Maninjau domisili Jakarta Yogi Yolanda menyatakan dukungannya terhadap rencana revitalisasi Danau Maninjau. Beberapa pesan penting yang disampaikan adalah soal pentingnya memastikan keterlibatan pihak lain yang berkepentingan seperti PLTA.
"Kemudian memastikan pendataan keramba dan pentingnya keterlibatan masyarakat Salingka Danau Maninjau berikut Ninik Mamak dan Wali Nagari dalam merumuskan strategi revitalisasi," ujarnya. (*/Rahmadi)