Langgam.id - Saat ini, persoalan kerentananan keluarga masih menjadi permasalahan besar di Indonesia. Angka kematian ibu hamil, stunting hingga masalah gizi anak masih cukup tinggi.
Menimalisir persoalan itu, sebagai perpanjangan tangan pemerintah, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) diharapkan mampu menimalisir kerentanan keluarga yang masih terjadi di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
Hal ini disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo saat menghadiri perayaan HUT TP-PKK Nasional ke-47 di Lapangan Imam Bonjol, Padang, Kamis (25/7/2019).
"PKK berperan dalam melahirkan putra-putri bangsa yang sehat, cerdas dan berkualitas. PKK harus bergerak pada isu-isu kesejahteraan untuk menekan angka kematian bayi, stunting, kematian ibu hamil, generasi yang akan datang harus memiliki IQ yang berkualitas," katanya.
PKK dan tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kota hingga ke tingkat kecamatan, kelurahan desa diharapkan saling bersinergi dengan pemerintah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
"Gerakan PKK membantu pelaksanakan program Presiden RI Joko Widodo dalam mengatasi persoalan gizi buruk, kematian bayi dan ibu hamil," katanya.
Tjahjo berharap di ke 47, PKK semakin menampakkan peranan penting dalam kehidupan sosial. Terutama dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
"PKK sudah diakui di dunia internasional. Jadi dari tingkat pusat sampai desa harus terus bergerak," ujarnya.
Menurutnya, program PKK juga sudah dibantu oleh anggaran mulai dari tingkat pusat hingga tingkat kelurahan lewat APBD. Walaupun tidak banyak, setidaknya bisa menjadi stimulan untuk merangsang kegiatan masyarakat.
"Tidak harus menggunakan uang, yang penting bisa menggerakkan masyarakat hingga tingkat daerah seperti menimbang bayi, memberikan ASI, berobat rutin ke puskesmas," katanya.