Langgam.id - Sebagai Kota Wisata, Bukittinggi menjadi salah satu tujuan utama bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Sumatra Barat.
Berbagai objek wisata serta hamparan panorama alam menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke kota dingin itu.
Untuk memberikan kenyamanan kepada para pengunjung, pemerintah setempat terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan agar mereka semakin betah untuk berada di kota tersebut.
Kenyamanan pengunjung merupakan salah satu aspek penting dalam industri pariwisata, tak terkecuali wisata halal yang telah dicanangkan oleh pemerintah Provinsi Sumatra Barat.
Dalam hal penginapan, selain hotel-hotel konvensional, keberadaan hotel syariah juga sangat cocok dengan konsep wisata halal.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Bukittinggi, Erwin Umar mengatakan di daerah itu sudah cukup banyak hotel yang hadir dengan konsep syariah, salah satunya Grand Bunda Hotel.
"Dengan adanya hotel syariah, maka akan semakin memberi kenyamanan kepada para tamu, terutama yang datang bersama keluarga," katanya di Bukittinggi, Rabu (6/2/2019).
Sering berlibur ke Bukittinggi adalah salah satu alasan di balik Asril membangun hotel tersebut. Grand Bunda merupakan hotel ke dua yang dibangunnya di Bukittinggi setelah puluhan tahun rutin mengunjungi kota wisata itu.
Hadir dengan konsep syariah, tidak hanya akan memberikan kenyamanan bagi wisatawan, akan tetapi pihaknya juga akan menyisihkan sebagian keuntungahan yang nantinya akan dipergunakan untuk memberangkatkan umrah para karyawan.
Sementara itu, Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias menyebutkan, kehadiran hotel tersebut telah membantu pemerintah dalam upaya memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
Ia mengakui, saat ini jumlah kamar hotel yang tersedia masih belum cukup jika dibandingkan dengan kunjungan wisatawan. Menurutnya, saat ini baru tersedia lebih kurang 2.000 kamar, sementara yang dibutuhkan tidak kurang dari 3.000 kamar.
Selain itu, Ramlan menyebutkan hadirnya Grand Bunda Hotel juga telah membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga Bukittinggi.
"Sebelumnya saya berpesan agar pihak hotel mempekerjakan warga Bukittinggi, setelah dicek, ternyata sebagian besar pekerjanya adalah warga Bukittinggi," ujarnya.
Selain menunjang pariwisata Kota Bukittinggi, hotel tersebut juga akan berkontribusi terhadap pemasukan daerah melalui pajak yang akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Lebih lanjut, Ramlan memesankan kepada pihak pengelola agar benar-benar menyaring tamu yang akan menginap guna menghindari perbuatan maksiat.
Menurutnya, pihak hotel tidak perlu takut tamu akan berkurang, apabila hal tersebut dapat diterapkan, maka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Senada, General Manager (GM) Grand Bunda Hotel, Agus Hendro menuturkan pihaknya cukup selektif dalam menerima tamu yang akan menginap.
"Setiap tamu berpasangan akan diminta menunjukkan bukti pernikahan berupa buku nikah atau foto saat pernikahan mereka," kata GM hotel bintang 3 itu.
Konsep syariah menurut Agus bukanlah penghalang dalam industri tersebut, karena pada dasarnya tamu yang menginap adalah wisatawan yang datang bersama keluarga.
Untuk memenuhi standar hotel bintang 3, Agus menyebutkan pihaknya mengganti fasilitas kolam berenang dengan fasilitas lain, sebab kolam berenang dinilai kurang cocok dengan dengan hotel syariah.
Sebagai pengganti kolam berenang, hotel 74 kamar tersebut dilengkapi dengan sentra bisnis serta pusat oleh-oleh.(SR)