Langgam.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar menutup secara permanen jalur pendakian gunung Marapi.
Penutupan jalur pendakian tersebut juga didukung oleh bupati Kabupaten Agam dan bupati Tanah Datar. Selain itu, keputusan yang diambil juga berdasarkan kajian dari Ombudsman RI perwakilan Sumbar.
Kepala BKSDA Sumbar, Lugi Hartanto menyebut jalur pendakian gunung Marapi harus ditutup secara permanen, mengingat aktivitas gunung tersebut sulit diprediksi.
"Ombudsman RI meminta untuk ditutup secara permanen, karena mempertimbangkan gunung Marapi ini tidak bisa diprediksi," ujar Lugi saat dihubungi via telepon whatsapp, Senin (27/1/2025).
Lugi menyebut, apabila gunung sudah memasuki tingkat waspada lvl II, itu sudah sangat berbahaya jika masih dibuka jalur pendakiannya. Apalagi Marapi sulit diprediksi aktivitasnya.
"Waspada, siaga, sangat berbahaya untuk dibuka bagi keselamatan manusia," jelas Lugi.
Ia kemudian mengatakan bahwa sejak 2011 silam sebenarnya gunung Marapi sudah berstatus waspada lvl II, namun tidak seaktif dua tahun belakang.
"Saat tahun 2011 statusnya sudah waspada, namun tidak seaktif tahun 2023 dan 2024. Bahkan, statusnya sempat siaga tahun 2024," bebernya.
"Itulah alasan penutupan permanen gunung Marapi. Selagi statusnya masih waspada lvl II, sulit diprediksi dan tidak boleh ada aktivitas dengan jarak 3 km dari radius gunung Marapi," tegas Lugi.
Kendati demikian, jika nantinya status gunung Marapi menurun bahkan sampai ke lvl normal, tidak menutup kemungkinan akan dibuka kembali.
"Jadi jika status gunung Marapi kembali normal, kami akan membuka kembali jalur pendakianya," sebutnya. (Iqbal/Fs)