Generasi Era Modern: Dalam Zona Merah Kesehatan Mental

Generasi Era Modern: Dalam Zona Merah Kesehatan Mental

Khairunnisa Azikra. (Foto: Dok. Pribadi)

Kesehatan mental telah menjadi isu yang semakin menonjol di kalangan anak muda atau generasi era modern saat ini. Dengan tuntutan sosial, tekanan akademik, persaingan dan pergantian teknologi yang cepat sebagai faktor yang berperan dalam meningkatnya permasalahan kesehatan mental di kalangan anak muda. Tak jarang juga masalah kesehatan mental ini dapat menjurus pada hal fatal seperti bunuh diri yang sedang marak beberapa waktu lalu hingga kini.

            Beberapa faktor penyebab permasalahan kesehatan mental yang menempatkan generasi era sekarang ini pada zona merah kesehatan mental itu sendiri :

1. Tekanan akademik, sistem pendidikan Indonesia yang sangat kompetitif dan tekanan untuk meraih prestasi yang tinggi hingga menyebabkan stress berlebihan pada anak muda. Sebagai contoh adalah perubahan sistem masuk perguruan tinggi yang kerap berubah pertahunnya dan memuat peraturan yang lebih rumit sehingga membingungkan mereka yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Kecemasan terhadap hasil ujian atau tes yang menekan mereka agar bisa mendapatkan universitas atau jurusan terbaik dengan jumlah pesaing yang cukup tinggi.

2. Perubahan sosial, dimana mereka sering menghadapi perubahan dalam hubungan sosial, seperti pergantian teman, perpisahan teman sekolah, dan tantangan dalam membangun identitas sosial. Perbedaan budaya yang juga menjadi salah satu faktornya bagi mereka yang merantau untuk melanjutkan pendidikan dan tidak memiliki keluarga atau kerabat dekat di kota rantau hingga hal seperti “culture shock” terjadi.

3. Pengaruh media sosial, penggunaan berlebihan pada media sosial dan juga tekanan untuk terlihat sempurna dalam lingkup media online dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan self esteem anak muda. Ditambah lagi dengan cyber bullying yang kian banyak beredar di media sosial saat ini tanpa ada filter atau penyaringan terhadap pesan jahat yang disampaikan oleh pelaku cyber bullying ini.

4. Tuntutan pekerjaan masa depan, rasa tertekan untuk memilih karier yang dianggap sukses dalam perspektif masyarakat bisa meningkatkan kecemasan mengenai masa depan yang tak jarang malah menghancurkan masa depan itu sendiri.

            Faktor-faktor ini menimbulkan banyak permasalahan kesehatan mental pada generasi era modern yang dituntut untuk bergerak cepat dalam proses penyesuaian teknologi, sistem, sosial, serta budaya yang juga berubah dan berganti dengan sangat cepat dalam kurun waktu yang singkat. Beberapa permasalahan mental yang menjadi sorotan dan perlu diperhatikan :

1. Kecemasan dan gangguan kecemasan, kecemasan yang berlebihan seringkali secara klinis bisa mempengaruhi keseharian dan menghambat kehidupan sosial serta akademik mereka. Terlebih lagi jika kecemasan ini berdampak pada fisik mereka seperti asma, maag, asam lambung, dan lain sebagainya.

2. Depresi, dimana hal ini membuat seseorang merasa sedih, kehilangan minat, disertai dengan perasaan kosong yang berlangsung lama. Depresi yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan keinginan untuk melakukan hal-hal buruk seperti menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri.

3. Gangguan makan, anak muda bisa mengembangkan gangguan makan seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa, atau gangguan makan impulsif sebagai respons terhadap tekanan sosial atau persepsi mengenai tubuh yang ideal menurut public.

4. Gangguan bipolar, mereka dapat mengalami perubahan suasana hati yang drastic dan tidak stabil terkait dengan gangguan bipolar itu sendiri.

            Solusi dan saran yang dapat mengatasi permasalahan kesehatan mental pada anak muda atau generasi era modern saat ini yaitu :

  • Meningkatkan kesadaan dan juga pemahaman mengenai kesehatan mental di kalangan anak muda dan masyarakat secara umum adalah langkah awal yang baik dan penting. Pendidikan yang komprehensif mengenai tanda-tanda, pencegahan, dan cara mengelola masalah kesehatan mental harus diberikan kepada anak muda, guru, orang tua, dan professional kesehatan.
  • Menyediakan akses yang mudah dan terjangkau untuk layanan kesehatan mental bagi anak muda. Pendidikan mengenai ketersediaan layanan dan menghapus stigma terkait dengan pencarian bantuan harus didorong.
  • Membangun dukungan emosional yang kuat dalam lingkungan pendidikan dan keluarga, dengan memberikan ruang yang aman bagi mereka untuk membicarakan masalah dan memfasilitasi program dukungan sosial mereka yang dapat membantu mengurangi masalah kecemasannya.
  • Mendorong praktik-praktik, sosialisasi, dan pengetahuan mengenai hal-hal seperti olahraga, seni, dan kegiatan sosial yang membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan untuk mengelola stress. Ini berperan penting dalam kontribusi kesehatan mental mereka.

            Permasalahan kesehatan saat ini merupakan isu yang membutuhkan perhatian serius dan tindakan nyata. Dengan memahami faktor penyebab dan cara mengatasi permasalahan ini, kita dapat bergerak menuju lingkungan yang lebih sehat secara mental dan mendukung kesejahteraan anak muda. Pendidikan, dukungan sosial, akses terhadap pelayanan kesehatan mental, dan praktik positif akan menjadi langkah-langkah yang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan mental ini. Dengan adanya komitmen dan upaya bersama, kita bisa membangun generasi yang lebih kuat secara mental dan menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan inklusif.

Penulis : Khairunnisa Azikra (Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Urgensi Berpikir Kefilsafatan dalam Pengembangan Keilmuan di Indonesia
Urgensi Berpikir Kefilsafatan dalam Pengembangan Keilmuan di Indonesia
Wartawan Amplop: Ketika Uang Mengaburkan Fakta
Wartawan Amplop: Ketika Uang Mengaburkan Fakta
Etika Jurnalistik di Persimpangan: Perjuangan Melawan Wartawan Amplop
Etika Jurnalistik di Persimpangan: Perjuangan Melawan Wartawan Amplop
Ketika Hak Tolak Menjadi Pertahanan Utama untuk Jurnalisme Independen
Ketika Hak Tolak Menjadi Pertahanan Utama untuk Jurnalisme Independen
Seberapa Jauh Hak Tolak Bisa Melindungi Wartawan dari Ancaman?
Seberapa Jauh Hak Tolak Bisa Melindungi Wartawan dari Ancaman?
Marriage Is Scary: Memahami Ketakutan Akan Pernikahan dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Marriage Is Scary: Memahami Ketakutan Akan Pernikahan dan Bagaimana Cara Mengatasinya