Gelar Karya Budaya di Padang Panjang, Sejak Pertunjukan Hingga Diskusi

Gelar Karya Budaya di Padang Panjang, Sejak Pertunjukan Hingga Diskusi

Komunitas Ganto Gauang mementaskan naskah 'Perempuan Salah Langkah' Di STKIP PGRI Sumbar Gunuang Pangilun dalam gelaran Gelar Karya Budaya kemarin (8/11). Foto: Dok. LBK)

Langgam.id - Dua karya Wisran Hadi tampil dalam Gelar Karya Budaya (GKB) di Teater Arena ISI Padangpanjang. Komunitas Seni Kuflet menampilkan ‘Kemerdekaan’ sedangkan Teater Binggo mempertunjukkan Nurani.

Keduanya tampil pada pukul 13.00 WIB dan Pukul 14.30 WIB, Selasa (9/11/2021). “Sudah tiga versi saya menggarap Kemerdekaan. Semuanya dengan dramaturgi yang berbeda,” kata sutradara Kuflet, Sulaiman Juned, sebagaimana dirilis panitia.

Pertama ia tampilkamn dengan lokalitas Aceh, kemudian umum saja susuai dengan kondisi naskah. "Sekarang dengan ke-minangkabau-an," ujarnya.

Sementara Desi Fitriani menyebut, karya yang digarap kali ini sudah menjalani proses hampir setahun. “Sejak Januari, saya mulai memroses. Beberapa kali terjadi perubahan. Karena saya ingin naskah ini tetap bisa ditonton oleh generasi sekarang,” ujarnya.

Teater Binggo termasuk pemenang dalam Alek Teater V yang dilaksanakan Taman Budaya Sumbar September lalu.

Usai pementasan juga dilangsungkan diskusi. Tampil sebagai pembicara adalah Heru Joni Putra dengan dimoderatori oleh Kurniasih Zaitun. Tema diskusi, selain pementasan juga akan menyinggung soal ‘Seniman dan Pandemi’.

“Ini tema yang menarik. Saya akan memulai dari situasi saat ini dan akan dikaitkan dengan pementasan,” ujar Heru.

Tema yang sama ditampilkan pada bimbingan teknis dan diskusi pada Senin (8/11/2021). Untuk bimtek Anggota DPRD Sumbar Hidayat tampil sebagai pembicara.

Ia mengajak peserta, untuk tidak menyerah dengan keadaan. Tetap berkarya. Ia mengajak mahasiswa untuk menonton pertunjukan agar bisa mengikuti lomba esai. Banyak pertanyaan terlontar dari mahasiswa usai Hidayat memberikan materi. Setidaknya ada 7 pertanyaan dari dua alokasi waktu yang disediakan panitia.

Sementara Yuhirman, yang menjadi pemateri dalam diskusi menyoal Teater Digital. Walau bukan soal baru, ia menginsyaratkan bagaiaman panggung ini sudah tak terbatas. Ia mulai mengimpikan teater muncul di kafe.

“Dan sebagai dokumentasi, digital menjadi tempat permanen dan abadi,’ ujarnya. Materi yang dilontarkan Yuhirman mendapatkan sambutan. Setidakanya ada lima pertanyaa dari dua sesi yang disediakan. Misalnya, ada yang menanyakan, kenapa kesenian itu asik?

GKB juga akan menampilkan dua pertunjukan yang akan berlangsung Rabu (10/11/2021). Teater Batuang Sarumpun Padang dan Teater Selembayung dari Pekanbaru akan jadi penampil. (*/SS)

Baca Juga

Memaksa Orang untuk Tidak Memaksa Tuhan
Memaksa Orang untuk Tidak Memaksa Tuhan
Mencermati analisis Statistik Pendidikan Indonesia yang diluncurkan Badan Pusat Statistik pada 2023 lalu, terutama jenjang perguruan tinggi.
Membaca Ulang Hubungan Teater dengan penontonnya: Catatan Festival Teater Sumatra Barat 2025
Bendera Bajak Laut Di Bulan Agustus: Antara Budaya Populer dan Patriotisme
Bendera Bajak Laut Di Bulan Agustus: Antara Budaya Populer dan Patriotisme
Mahasiswa Pascasarjana ISI Padang Panjang Adakan Festival 'Main Kota: Tradisi dalam Beton'
Mahasiswa Pascasarjana ISI Padang Panjang Adakan Festival 'Main Kota: Tradisi dalam Beton'
Gelar Pameran 'Replay', Mahasiswa ISI Padang Panjang Tampilkan 141 Karya
Gelar Pameran 'Replay', Mahasiswa ISI Padang Panjang Tampilkan 141 Karya
Etos Jalanan dan Ekonomi Tikungan
Etos Jalanan dan Ekonomi Tikungan