Langgam.id - Kabar membanggakan datang dari komunitas seni asal Padang, Rumah Ada Seni (RAS). Karya instalasi mereka yang bertajuk "Garobak Galeri" resmi diakuisisi oleh Balai Seni Negara Malaysia. Akuisisi ini menjadi pencapaian bersejarah bagi RAS, mengingat karya instalasi jarang mendapat perhatian sebagai koleksi institusi seni negara.
Ketua Rumah Ada Seni, Yusuf Fadli Aser, mengungkapkan bahwa proses akuisisi ini telah berlangsung sejak 3 Desember 2024. Setelah melewati beberapa tahap negosiasi dan diskusi, akhirnya pada 20 Desember 2024, Balai Seni Negara Malaysia melalui Lembaga Pembangunan Seni Visual Negara secara resmi memutuskan untuk membeli karya "Garobak Galeri". Semua proses administrasi pun rampung pada 15 Januari 2025.
"Ini adalah pencapaian besar bagi kami. Sebagai komunitas seni rupa di Sumatra Barat, diakuisisinya karya ini menjadi dorongan semangat dan kepercayaan diri untuk terus berkarya. Apalagi, instalasi seni seperti ini jarang dikoleksi oleh institusi besar," ujar Aser.
Salah satu anggota RAS, Arif Rahman, turut menyampaikan rasa bangga atas pencapaian ini. "Kami berharap ini menjadi langkah awal bagi RAS untuk semakin dikenal luas dan terus melahirkan karya-karya terbaik," katanya.
Karya "Garobak Galeri" sebelumnya telah dipamerkan dalam ajang Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) 2024 yang berlangsung dari 4 Juli hingga 1 Desember 2024 di Balai Seni Negara, Kuala Lumpur. Mengusung tema "Rantau", karya ini mengeksplorasi gagasan migrasi sebagai bagian dari identitas budaya, khususnya bagi masyarakat Minangkabau.
"Karya ini bukan hanya sekadar instalasi seni, melainkan juga representasi perjalanan dan perjuangan hidup. Setiap elemen dalam karya ini menceritakan kisah perantauan yang berbeda, dari seni lukis, video art, sound art, mixed media, keramik, hingga performance art," jelas Aser.
Seniman dan aktor Komunitas Seni Nan Tumpah, Ivan Harley, yang turut berkolaborasi dalam proyek ini, mengaku mendapat pengalaman baru melalui keterlibatannya. "Biasanya saya tampil dalam kelompok, tapi dalam proyek ini saya melakukan pertunjukan tunggal. Ini membuka wawasan saya tentang ketubuhan dan wacana seni yang lebih luas," ungkapnya.
Kurator tamu IMT-GT 2024 sekaligus kurator Galeri Nasional, Bayu Genia Khrisbie, menilai akuisisi "Garobak Galeri" merupakan bentuk validasi atas praktik artistik yang progresif. "Akuisisi oleh museum representasi negara adalah pengakuan terhadap gagasan dan eksekusi kreatif RAS. Ini membuktikan bahwa seni bisa tetap relevan dan dekat dengan keseharian masyarakat," ujar Bayu.
Saat ini, "Garobak Galeri" masih dipamerkan di Balai Seni Negara Malaysia dalam rangkaian IMT-GT 2024 dan dapat dikunjungi hingga 28 Februari 2025. Karya ini melibatkan sepuluh seniman lintas disiplin, yakni Yusuf Fadli Aser, Erlangga, Pedri Wandi Putra Tiara, Rizky Dwi Eka Putra, Sandi Prayogi, Arif Rahman, Teguh Eko Saputra, Taufik Hidayat, Angga Deja Kurnia, dan Ivan Harley. (*/Yh)