Langgam.id - Sabtu sampai Senin (11-13 Juni 2022) ini, sejumlah sasaran (perguruan) silek tradisi dari berbagai wilayah di Sumatera Barat bakal tampil di acara “Galanggang Silek Tradisi di Agam Jua Caffe, Payakumbuh.”
Selama tiga hari berturut-turut, mulai jam 20.00 WIB, akan disajikan beragam pertunjukan yang berhubungan dengan silek tradisi.
Ada sasaran Karang Indah dari Padang Pariaman, Harimau Sakato dari Aie Dingin, Sinar Tampalo dari Sijunjuang, dan lainnya. Tiap sasaran akan mempertunjukkan kekhasan serta keunikan aliran silek masing-masing.
Selain peragaan silek tradisi, dalam Galanggang Silek Tradisi ini penonton juga bisa menyaksikan beragam permainan serta tarian yang dikembangkan dari gerakan silek. Ada grup yang bakal menyajikan permainan Silek Podang dan Tari Piriang. Ada juga yang menampilkan Silek dan Main Api, Tari Lampu Togok, permainan Kurambiek Asik Lukah, dan seterusnya.
Namun iven ini bukan sekedar hiburan saja. Menurut kurator Galanggang Silek Tradisi, Zuari Abdullah, dalam iven ini, silek tidak ditampilkan sebagai seromoni semata. Lebih jauh, Galanggang Silek Tradisi ini bakal menghadirkan silek tradisi secara lebih utuh.
“Jika festival-festival silek umumnya hanya menampilkan silek sebagai seni beladiri, dalam Galanggang Silek Tradisi kita mencoba menyuguhkan silek tradisi lebih menyeluruh,” terangnya.
Galanggang Silek Tradisi dibuat untuk menyebarkan pengetahuan mengenai silek tradisi pada khalayak luas. Menurut Zuari, festival dalam format seperti ini sangat penting untuk lebih mengenalkan betapa kayanya silek tradisi Minangkabau pada masyarakat luas, terutama generasi muda.
“Tidak hanya gerak langkah saja yang akan ditampilkan, namun ragam gerak langkah dari berbagai sasaran yang ikut berpartisipasi. Setiap sasaran dengan aliran sileknya masing-masing, berkesempatan mengenalkan alirannya masing-masing, serta berbagai permainan yang lahir di tiap-tiap sasaran itu,” tambah Zuari.
Ia berharap dengan iven ini masyarakat terinspirasi agar kembali ke budayanya sendiri, budaya yang sifatnya tidak seremonial namun yang punya prinsip dan kepribadian.
Galanggang Silek Tradisi merupakan rangkaian kegiatan yang digelar oleh UPTD Taman Budaya Sumatera Barat dengan inisiasi Ketua DRPD Sumbar Supardi dalam rangka mengangkat kembali silek tradisi Minangkabau. Sebelumnya sudah dilangsungkan Musyawarah Tuo Silek selama tiga hari di Balai Kaliki, Payakumbuh.
Supardi sendiri dalam banyak kesempatan menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai positif yang terkandung dalam karifan lokal, salah satunya silek tradisi. Silek menurutnya bisa menjadi bekal untuk menghadapi ragam tantangan zaman saat ini.
“Silek bukan sebatas gerak fisik semata, namun juga bisa jadi kunci untuk memasuki pengetahuan yang lebih luas,” ungkap sosok yang juga Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumbar ini.
Supardi juga mengatakan bahwa silek harus kembali menjadi pembentuk karakter bagi masyarakat Minang. Hal tersebut menurutnya penting karena sejauh ini masyarakat Minang telah terlalu terbuai oleh model-model hidup dan pembentukan karakter yang datang dari luar. Sebaliknya, ia justru melihat dunia luar-lah yang perlu diperkenalkan pada silek yang merupakan produk masyarakat Minang sendiri.
“Silek tradisi harus kembali menjadi identitas budaya kita, bukan beladiri saja tapi juga kebutuhan rohani,” lanjutnya.
Iven-iven yang dirancang ini diharapkanya dapat menggali lebih dalam dan jauh nilai-nilai silek tradisi dan sekaligus menjadi ajang mempromosikan pengetahuan mengenai silek tradisi.
--