Langgam.id - Simancuang, sebuah nagari yang kaya akan biodiversitas, kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui penyelenggaraan Workshop Keberadaan Hutan Nagari, Sosialisasi Zonasi Kawasan, dan Pemetaan Petani pada 24 Desember 2024. Kegiatan ini digagas oleh Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Simancuang dengan dukungan KKI Warsi.
Mengusung semangat kolaborasi, workshop ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat lokal, pemerintah nagari, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), hingga lembaga non-pemerintah. Semua bersatu padu untuk memastikan pengelolaan Hutan Nagari Simancuang berlangsung secara berkelanjutan.
Hutan: Sumber Kehidupan dan Penyangga Ekosistem
Ketua LPHN Simancuang, Yasman, menegaskan pentingnya menjaga kelestarian hutan. “Jika kita kehilangan hutan, kita tidak hanya kehilangan sumber penghidupan, tetapi juga menghadapi risiko bencana yang lebih besar. Menjaga hutan sama artinya dengan menjaga masa depan kita,” ungkapnya.
Hutan Nagari Simancuang tidak hanya menjadi penyangga ekosistem, tetapi juga sumber kehidupan utama bagi masyarakat setempat. Air yang mengalir dari kawasan hutan mengairi sawah-sawah mereka, sementara kerusakan hutan berisiko memicu bencana seperti banjir dan longsor.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan LPHN adalah sosialisasi zonasi kawasan hutan dan pemetaan petani. Program ini bertujuan untuk menetapkan fungsi masing-masing zona di dalam kawasan hutan agar dapat dimanfaatkan secara bijak tanpa merusak keseimbangan ekosistem.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat dapat terus memanfaatkan hutan secara ekonomi, tetapi tetap menjaga kelestariannya,” jelas Yasman. Ia menambahkan, pemetaan petani bertujuan memberikan kejelasan hak dan kewajiban bagi masyarakat dalam mengelola hutan desa.
Dukungan Penuh dari Berbagai Pihak
Workshop ini turut mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Nagari Alam Pauh Duo. Wali Nagari, Irmansyah Putra, menekankan pentingnya transparansi dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan. “Pengelolaan yang transparan dan melibatkan masyarakat akan menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama untuk melestarikan hutan ini,” ujarnya.
Pemerintah Nagari juga telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung program LPHN di tahun ini dan tahun depan. Di sisi lain, UPTD KPHL Batang Hari dan Dinas Pertanian berkomitmen menyediakan bibit hortikultura untuk meningkatkan pertanian yang ramah lingkungan.
Rainal Daus, Wakil Direktur KKI Warsi, mengapresiasi kekuatan modal sosial masyarakat Simancuang. “Masyarakat di sini memiliki kearifan lokal yang kuat. Mereka tahu bahwa hutan adalah kunci keberlangsungan hidup mereka,” katanya.
Dengan kolaborasi yang solid, Hutan Nagari Simancuang diharapkan tetap menjadi penjaga biodiversitas, penyangga ekonomi masyarakat, dan warisan hijau bagi generasi mendatang. Upaya ini mengingatkan bahwa menjaga hutan bukan hanya tugas segelintir pihak, melainkan tanggung jawab bersama untuk merajut masa depan yang lebih berkelanjutan. (*/Yh)