InfoLanggam - Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Imam Bonjol Padang malewakan sudut literasi bertajuk Fuad Corner. Kegiatan ini merupakan sebagai bentuk penghargaan terhadap Muhammad Fuad Nasar MSc, seorang birokrat Kementerian Agama yang juga dikenal produktif menulis.
Sudut literasi ini mengangkat kutipan Latin “Verba volant, scripta manent” — “Yang diucapkan akan lenyap, yang ditulis akan abadi.” Sebuah pesan kuat tentang pentingnya menulis sebagai jejak intelektual yang tak lekang oleh waktu.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Prof Nurus Shalihin dalam sambutannya saat malewakan Fuad Corner,mengaku terkesan dengan konsistensi Fuad dalam berkarya.
“Saat Dunia Berhenti, buku pertama saya baca dari karya fuard corner. Saya baru kali ini menemukan seorang birokrat yang mampu menerbitkan lebih dari 20 buku. Ini adalah bentuk apresiasi kami kepada Bapak Fuad dan upaya membangun ekosistem akademik,” ujar sang dekan.
Tak hanya meresmikan Fuad Corner, FST juga mengumumkan tiga agenda inovatif yang akan segera diluncurkan, yakni Laboratorium Robotik, aplikasi SIE IMAM , serta sejumlah karya inovatif dari mahasiswa.
Acara dilanjutkan dengan talkshow yang dipandu oleh Dr. Muhammad Nashir, M. Si Ia mengungkapkan kekagumannya setelah membuka beberapa buku karya Fuad secara acak.
“Dalam tulisannya, Pak Fuad hadir sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai pejabat. Ini kesan pertama saya ketika membaca buku-buku beliau,” katanya.
Dalam sesi sambutannya, Muhammad Fuad Nasar tak kuasa menyembunyikan rasa haru atas penghargaan tersebut.
“Ini bukan sekadar pojok baca apresiasi Fakultas Saintek kepada saya pribadi, tapi apresiasi kepada dunia literasi. Pada setiap fase hidup saya insya allah menulis. Buku adalah prasasti pemikiran. Menulis bukan soal profesi, tapi panggilan jiwa,” ungkapnya.
Ia pun menegaskan bahwa dirinya menulis bukan karena ia seorang pengajar, melainkan sebagai upaya membentuk personal branding sebagai birokrat yang produktif dan berpikir kritis.
“Buku yang kita tulis adalah produk historis. Usianya bisa lebih panjang dari usia penulisnya,” tambah Fuad.
Fuad mulai menulis sejak masih duduk di bangku SMA. Buku pertamanya berjudul Agama di Mata Remaja, menjadi titik awal kiprahnya di dunia literasi.
Sambutan ditutup dengan mengumumkan bahwa tokoh berikutnya yang akan diangkat dalam sudut literasi Fuad corner adalah Abdul Hamid Hakim, tokoh inspiratif yang juga akan diabadikan dalam bentuk karya.
Acara ini diakhiri dengan penyerahan piagam penghargaan dan sertifikat dari Dekan FST kepada penulis Muhammad Fuad Nasar MSc. (*)