Langgam.id - Tegakan pohon nyamplung yang terluas di Jawa Tengah, sesungguhnya terdapat di Kabupaten Purworejo. Luasnya mencapai 62,8 hektare, baik yang tumbuh di lahan warga desa maupun hutan alam sepanjang pantai Jetis yang dikelola Perhutani. Nyamplung atau Callophylum Inophyllum sangat potensial untuk bahan bakar nabati atau biofuel, tergolong bukan tanaman pangan atau non-edible seeds. Aroma biji nyamplung yang dikeringkan menggunakan oven, menyerupai aroma kacang kenari yang disangrai, baunya harum.
Gudang nyamplung terbesar di desa Patutrejo, berada di pekarangan depan rumah Barino. Gudang terbuat dari bilik bambu sederhana dan beratapkan genting tanah liat. Namun gudang dapat muat berton-ton karung nyamplung yang disetor oleh para petani setiap waktu. Barino merupakan warga desa Patutrejo yang paling gigih menyemangati para petani sepuh dalam memungut nyamplung. Lelaki berusia 49 tahun itu paham betul, nyamplung sangat potensial sebagai sumber energi di masa depan. Ialah satu-satunya petani dan pengolah minyak nyamplung yang bertahan dalam kondisi Pandemi Covid-19.
Sejak pagi hingga malam, Barino telaten memeriksa kadar air biji nyamplung di dalam oven. Mesin pengering biji nyamplung itu hasil modifikasi Barino sendiri. “Saya merancang mesin oven ini berukuran besar, “ujarnya. Untuk menyiasati lonjakan daya listrik yang tinggi pada mesin oven, Barino bereksperimen menggunakan gas elpiji tabung hijau. Ternyata hasilnya memuaskan, biji nyamplung benar-benar kering dan dapat diolah menjadi minyak mentah atau crude oil. “Ini uji coba pertama saya, “ ucap Barino.
Barino tidak meninggalkan tradisi hidup sebagai petani yang menggarap sawah dan kebun. Tapi nyamplung merupakan potensi energi terbarukan yang tidak bisa disepelekan. Itu sebabnya ia sibuk mengurus nyamplung. Bahkan Barino mulai mengajarkan anak lelaki sulungnya bernama Dika dan dua pemuda desa Patutrejo untuk menekuni dunia nyamplung. Sikap optimistik Barino, disambut dua anak muda desa dengan bersemangat, bahwa nyamplung bisa mengubah ekonomi keluarga mereka menjadi lebih baik. Pada Desember 2021 ini, Barino siap memproduksi 2.000 liter stok minyak nyamplung—agar di akhir tahun Barino dapat menikmati waktu istirahat yang leluasa.
(Farida Indriastuti/ SS)