Langgam.id - Film "Pemburu di Manchester Biru" segera tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 6 Februari 2020 ini. Film ini diangkat dari novel tentang kisah Hanif Thamrin, putra Indonesia asal Payakumbuh, Sumatra Barat yang sempat berkarir di klub raksasa Inggris Manchester City.
Diproduksi Rumah Produksi Inti Makmur International dan Oreima Films, film ini disutradarai oleh Rako Prijanto. Adipati Dolken memerankan Hanif, tokoh sekaligus penulis novel tersebut.
"Film ini mengisahkan tentang anak muda Indonnesia yang berkarier sebagai jurnalis di klub Liga Inggris Manchester City," sebut rilis yang diterima Langgam.id, Minggu (2/2/2020).
Hanif Thamrin yang lahir di Jakarta pada 31 Maret 1986, merupakan seorang jurnalis dan pegiat sepak bola Indonesia. Ia adalah putra Thamrin Manan, tokoh masyarakat Payakumbuh, Sumatra Barat.
Hanif pernah merintis karir hingga diserahi tanggung jawab sebagai International Content Producer di Manchester City, Inggris. Ia juga pernah menjabat direktur hubungan Internasional dan Media PSSI.
Selain Adipati yang dipercaya memerankan tokoh Hanif, Ganindra Bimo memerankan tokoh Pringga sahabat Hanif.
Rako Prijanto yang sukses menyutradarai film Teman Tapi Menikah dan peraih piala Citra sebagai Sutradara Terbaik untuk film Sang Kiai, mengaku sebagai penggemar klub liga Inggris berjuluk "Man City" itu.
Ia terdorong untuk menyutradarai film ini. ”Pep (Pelatih Manchester City) adalah seorang maestro. Jelang syuting film “Pemburu di Manchester Biru” dimulai, kami menyaksikan langsung laga City vs Liverpool. Di situ saya dapat menangkap atmosfer di Etihad Stadium, serta komplek City Football Academy, tempat dimana karakter Hanif bekerja setiap harinya," katanya dalam rilis tersebut.
Menurutnya, ada nilai keluarga yang bisa diambil dari cerita ini terkait hubungan ayah dan anak. "Serta budaya merantau urang Minang,” ujar Rako.
Sedangkan Adipati Dolken mengungkapkan, ada tantangan tersendiri saat memerankan tokoh Hanif. "Memerankan sosok Hanif merupakan tantangan tersendiri karena mayoritas dialog dalam bahasa Inggris. Syuting juga dilakukan di London saat sedang menjalankan ibadah puasa.
"Jika selama ini kamera menyorot lapangan dimana tekel beterbangan dan gol tercipta, kini kamera diputar balik ke pinggir lapangan untuk menangkap semua aksi dibalik layar sebuah klub Premier League bekerja,” katanya. (*/SS)