Fenomena Berbahaya, Tawuran Remaja di Kota Padang

Fenomena Berbahaya, Tawuran Remaja di Kota Padang

Ihsanul Fikri. (Foto: Dok. Pribadi)

Kota padang yang indah dan terletak di pesisir barat Sumatera ternyata tidak luput dari fenomena sosial yang membahayakan dan mengkhawatirkan, fenomena yang dimaksud ialah “tawuran remaja”. Fenomena tawuran remaja ini bukan hanya menimbulkan kekhawatiran masyarakat kota padang, tetapi juga menimbulkan keraguan tentang keselamatan dan masa depan generasi muda kota ini.

Tawuran remaja di Kota Padang bukan hanya tentang pertarungan fisik, tetapi juga tentang kehilangan masa muda yang seharusnya penuh dengan canda tawa dan mimpi. Kehilangan itu tak hanya dirasakan oleh mereka yang terlibat langsung, tetapi juga oleh kota yang merindukan kedamaian dan masa depan cerah bagi generasi penerusnya.

Baru-baru ini Polda Sabhara Sumatera Barat mengamankan sebanyak 9 remaja bersenjata tajam yang diduga hendak melakukan tawuran di kawasan Bypass kota padang, pada minggu (24/12/2023). Dir Samapta Polda Sumbar, Kombes Pol Achmadi mengatakan, pihaknya setiap hari melakukan patroli di seputaran kawasan yang dianggap rawan tawuran. “Pada Minggu pagi tim kami yang melakukan patroli di kawasan Bypass mendapati sekelompok remaja yang berkonvoi dengan membawa senjata tajam,” ujarnya. Pihaknya langsung mengejar para pelaku yang berusaha kabur. Kesembilan pelaku berhasil diamankan bersama motor dan senjata tajam milik pelaku.

Melihat kasus diatas tentunya kita tidak boleh tinggal diam, saya sebagai mahasiswa yang berdomisili di kota padang berharap adanya upaya dan kolaborasi dari beberapa pihak guna mencegah dan mengurangi kejadian tawuran di kota padang ini.

Melihat permasalahan yang muncul

1. Penyebab Utama

Tawuran remaja bisa disebabkan oleh beragam faktor. Di antaranya adalah ketegangan antar-geng, persaingan antar-kelompok, masalah ego tiap remaja, serta konflik pribadi yang sering kali dipicu oleh hal-hal sepele seperti masalah ego atau klaim wilayah antar geng.

2. Gaya Hidup dan Pengaruh Media Sosial

Gaya hidup yang cenderung mengedepankan kekerasan atau aksi impulsif juga turut memengaruhi terjadinya tawuran remaja, justru kebanyakan remaja menganggap bahwa tawuran adalah hal keren yang lazim dilakukan. Selain itu, pengaruh media sosial juga tak bisa diabaikan karena mampu memicu konflik atau bahkan mengkoordinasikan pertemuan-pertemuan yang bersifat terencana.

Solusi Jangka Panjang

1. Pendidikan dan Pembinaan

Penting untuk memperkuat peran keluarga, sekolah, dan komunitas dalam memberikan pendidikan dan pembinaan kepada remaja. Hal ini bisa dilakukan dengan mensosialisasikan dan memperkenalkan nilai-nilai positif pada remaja-remaja di kota padang, keterampilan sosial, serta pemahaman yang lebih baik tentang konflik dan cara penyelesaiannya.

2. Kolaborasi Lintas Sektor

Kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan media sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pertumbuhan positif bagi remaja di kota padang.

Tawuran remaja di Kota Padang, sebagaimana di banyak tempat lainnya, memerlukan perhatian serius dan tindakan bersama. Melalui pendekatan yang humanis, mulai dari pencegahan hingga rehabilitasi, diharapkan dapat mengurangi fenomena ini dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi generasi muda kita.

*Penulis: Ihsanul Fikri (Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Operasi Tangkap Tangan (OTT) telah menjadi instrumen yang sangat efektif dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Meski demikian,
OTT Itu Penting: Sebuah Bantahan untuk Capim KPK Johanis Tanak
Pada tahun 2024 ini pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan digelar di 10.846 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah pemilih
Menolak Politik Uang: Menjaga Integritas Demokrasi di Sumatra Barat
Konsep multiverse atau "alam semesta jamak" telah lama menarik perhatian ilmuwan dan filsuf sebagai cara untuk memahami potensi keberadaan
Multiverse: Dimensi Paralel dalam Sains dan Budaya Populer
Pasaman Barat adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Barat, dikenal dengan keberagaman etnis dan budayanya. Wilayah ini dihuni oleh
Romantisme Asimilasi di Pasaman Barat
Indak karambia amak ang ko do..!" Ungkapan dalam bahasa Minang itu pernah terlontar dari Bapak Republik ini kepada kolonial Belanda yang saat
Amarah Tan Malaka: Umpatan dalam Bahasa Minang kepada Kolonial Belanda
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad berkembang di tengah masyarakat Arab Jahiliah yang akidah dan moralnya sangat rusak, sehingga
Kejayaan Ilmu Pengetahuan Islam: Inspirasi dari Masa Lalu untuk Kebangkitan Masa Kini