InfoLanggam - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Imam Bonjol Padang menggelar THE 3st Balai Gadang Annual International Conference on Islamic Economics and Sciences (BAGAICIES).
Kegiatan yang dilaksanakan di Pangeran Beach Hotel ini menghadirkan para pembicara dari berbagai negara. Yaitu, Prof Dr Ala’ Musthafa Abdul Maksud Ajliyah dari Universitas Al-Azhar, Cairo- Mesir.
Kemudian, Prof Dr Muhammad Nasri MD Hussain dari Universitas Islam Antar Bangsa Sultan Abdul Halim Mu’adzham Shah, Malaysia dan juga Dr Jasmin Omercic dari University of Malaysia.
Pembicara utama untuk International conference ini disampaikan oleh Mohamad Abdul Majid Ikram, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat.
Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. Mahyeldi mengajak dan mendorong terkhusus civitas akademika UIN Imam Bonjol Padang menjadi pelopor dalam green economy. Tidak hanya di Sumatra Barat, akan tetapi juga Indonesia.
Tidak hanya itu, Mahyeldi juga mendorong untuk tidak hanya green economy saja. Akan tetapi lebih lanjut juga mendorong adanya green waqaf, green tourism yang tidak hanya mengambil keuntungan dari sektor tersebut, akan tetapi juga tetap menjaga lingkungan dan manfaat bagi warga sekitar.
Mahyeldi mengingatkan bahwas ada hal yang patut digaris bawahi dalam kampanye tentang green ekonomi. Yakni, hendak terintegrasi dengan prinsip dan nilai Islam serta hendaklah selaras dengan falsafah Minangkabau tidak hanya diukur dari keuntungan finansial saja.
Rektor UIN Imam Bonjol Padang yang diwakilkan oleh Kepala Biro AUPK, Muhammad Fuad Nasar mengungkapkan pentingnya tentang issue green economy yang menjadi salah satu topik hangat dalam bidang ekonomi saat sekarang ini. Hal ini tentu sejalan dengan Alquran.
“Green ekonomi yang dipersepsikan sebagai pembangunan model pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan sosial ramah terhadap lingkungan ini selaras dengan Alquran," ujarnya.
"Yaitu dalam Surah Al-Qhashas ayat 77, Berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kamu dan jangan berbuat kerusakan di muka bumi larangan berbuat kerusakan merupakan etika yang sangat ditekankan di dalam pembangunan ekonomi di dalam Islam,” sambung Fuad Nasar.
Prof Dr Ala’ Musthafa Abdul Maksud Ajilah dari Universitas Al-Azhar Mesir sebagai salah satu pembicara menyampaikan pentingnya green economy sehubung manfaatnya dari berbagai aspek. Seperti lingkungan serta sumber daya alam.
“Setidaknya ada 10 sektor penting dalam perekonomian hijau, diantaranya ada sektor air, perikanan,” bebernya.
Ia juga menyoroti tentang pentingnya Indonesia memperhatikan aspek ekonomi hijau dalam bidang ekonomi industry, pertanian dan ekonomi. (*)