Langgam.id - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 Fakhrizal-Genius Umar menyampaikan bahwa mereka ingin tidak ada lagi blank spot area di Sumatera Barat. Tidak hanya itu pendidikan di sektor digital juga akan dibangun untuk mendukung digital ekonomi kreatif.
Hal tersebut disampaikan pada debat publik pertama antar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat pada Senin malam (23/11/20). Salah satu misi Fakhrizal-Genius adalah membangun ekosistem kreativitas digital bagi pengembangan talenta kreatif di Sumatera Barat.
"Dunia informasi digital akan sangat berperan dalam ekonomi Sumatera Barat ke depan, oleh karena kami akan memberikan perhatian penuh pada sistem informasi digital ini sehingga dapat menunjang pengembangan ekonomi kreatif digital," ujar Fakhrizal dalam debat, Senin (23/11/2020).
Sementara Cawagub Genius menambahkan, selama pandemi masyarakat didorong untuk melakukan banyak hal secara digital, termasuk anak muda harus didorong untuk melakukan bisnis digital. Mereka dituntut mengembangkan produk-produk UMKM secara digital, mengembangkan pariwisata secara digital, dan juga melakukan pembayaran secara digital.
"Kita harus memulai pada anak muda kita untuk memulai bisnis digital, banyak contoh bagaima kita mengembangkan UMKM secara digital," kata Genius.
Cagub nomor urut 1 Mulyadi berkesempatan menanggapi penjelasan Fakhrizal-Genius. Mulyadi mengatakan bahwa di Sumatera Barat masih banyak blank spot area dan rasanya kurang pas untuk sistem digital tersebut.
"Cukup indah untuk kita usulkan sebagai proyeksi ke depan, namun prakteknya signal yang ada di Sumbar banyak sekali blank spot area, bagaimana kita memastikan tidak ada blank spot area," kata Mulyadi.
"Tapi itu terlalu jauh. Ini masih cocok untuk DKI atau daerah yang sudah maju provinsinya," imbuhnya.
Genius lalu membantah balik tanggapan Mulyadi itu. Genius mengatakan Mulyadi telat mikir karena menganggap masyarakat Sumbar tertinggal dibanding warga DKI Jakarta.
"Saya pikir saudara Mulaydi juga agak telat mikirnya, menganggap orang di Sumbar lebih rendah pendidikannnya atau pemahamannya daripada orang Jakarta. Kadang kalau dilihat banyak para pelaku digital ini di Indonesia berasal dari Sumbar," ucap Genius. (Dian/ABW)