Langgam.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor asal Sumatra Barat (Sumbar) pada Januari Juli naik 36,96 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Yaitu dari US$1.163,45 juta menjadi US$1.593,43 juta.
"Ekspor asal Provinsi Sumatra Barat Juli 2025 tercatat US$314,68 juta, naik 114,72 persen dibanding Juli 2024," ujar Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto dilansir dari rilis BPS, Selasa (2/9/2025).
Sugeng menyebutkan, bahwa dari 10 komoditas dengan nilai ekspor terbesar Januari–Juli 2025, sebagian besar komoditas mengalami peningkatan nilai ekspor dibandingkan Januari–Juli 2024.
Peningkatan tertinggi, terang Sugeng yaitu pada golongan berbagai produk kimia (HS38) US$50,65 juta (naik 91,30 persen). Komoditas lainnya yang juga meningkat nilai ekspornya adalah lemak dan minyak hewan nabati US$1.329,13 (naik 43,33 persen), karet dan barang dari karet US$51,87 juta (naik 19,30 persen).
Kemudian, kopi, teh, rempah-rempah US$21,65 juta (naik 7,40 persen), ampas/sisa industri makanan US$16,76 juta (naik 1,06 persen), minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian US$14,57 juta (naik 0,59 persen), dan buah-buahan US$12,24 juta (naik 59,84 persen).
"Sementara komoditas yang mengalami penurunan adalah bahan-bahan nabati US$40,87 juta (turun 7,63 persen), garam, belerang, kapur US$26,88 juta (turun 4,68 persen), serta sari bahan samak dan celup US$26,56 juta (turun 16,02 persen)," ucap Sugeng.
Ia menjelaskan, bahwa selama Januari–Juli 2025, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit) di atas memberikan kontribusi 99,86 persen terhadap total ekspor. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10
golongan barang tersebut naik 37,14 persen terhadap periode yang sama tahun 2024.
Sugeng mengungkapkan, komoditas yang paling banyak diekspor pada golongan lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) selama Januari–Juli 2025 adalah Liquid fractions of palm oil, refined oil, but not chemically modified, with iodine value 55 or more, but less than 60 (US$543,41 juta), Crude palm oil (US$404,53 juta), dan Refined palm oil (US$307,70 juta)
Ekspor asal Provinsi Sumatra Barat ini kata Sugeng, dikirim ke beberapa negara tujuan. Pada Januari–Juli 2025, India merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar yaitu sebesar US$516,64 juta (32,42 persen).
"Diikuti oleh Pakistan US$358,14 juta (22,48 persen), dan Bangladesh US$149,68 juta (9,39 persen). Komoditas utama yang diekspor ke India pada periode tersebut adalah Crude palm oil," beber Sugeng.
Kemudian, kata Sugeng, untuk nilai impor Sumbar pada Januari–Juli 2025 mencapai US$290,62 juta atau naik 2,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Nilai impor Provinsi Sumatra Barat Juli 2025 mencapai US$65,48 juta, naik 38,86 persen dibandingkan Juli 2024," tuturnya.
Sugeng menyebutkan, dari lima golongan barang utama Januari–Juli 2025, golongan pupuk mengalami peningkatan terbesar menjadi US$20,55 juta (naik 59,43 persen) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Sementara golongan mesin-mesin/pesawat mekanik mengalami penurunan terbesar menjadi US$6,37 juta (turun 18,89 persen)," ujarnya.
Lima negara pemasok barang impor terbesar selama Januari–Juli 2025, sebut Sugeng, adalah Singapura US$117,16 juta (40,31 persen), Malaysia US$89,46 juta (30,78 persen), Brasil US$32,01 juta (11,01 persen), Kanada US$20,80 juta (7,16 persen), dan Tiongkok US$8,83 juta (3,04 persen). (*/y)