Langgam.id-Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) merupakan sekolah beruk pertama di Indonesia yang mulai dibuka pada 2019 lalu. Sekolah yang berada di Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman ini terlihat mulai tidak aktif sejak beberapa bulan akibat pandemi covid-19.
“Sejak pandemi, untuk pendatang mulai berkurang. Selain pandemi, promosi juga kurang dilakukan untuk STIB. Tempatnya juga jauh dari pantai, jadi orang tidak tau tempatnya,” kata Bendahara Kantor Kepala Desa Apar, Yulia kepada Langgam.id, Kamis (18/3/2021)
STIB mulanya diberntuk karena banyak mata pencaharian masyarakat setempat yang menggunakan beruk. Selain itu, tempat ini juga dijadikan sebagai objek wisata.
Di STIB, beruk-beruk akan diajarkan memanjat, memetik buah, dan memilah buah yang muda dan yang tua. Ketika beruk dirasa sudah pandai dalam melakukan tugasnya, pemilik bisa mengambil beruknya kembali atau dipulangkan.
Yulia menjelaskan, awal dibukanya STIB wisatawan yang hadir tidak dikenakan biaya atau bisa memberi dengan seikhlasnya. "Soalnya waktu itu belum ada retribusi, udah dibentuk retribusi malah corona," katanya.
"STIB itu lebih ke wisata, sama yang diajarin itu dijadikan juga sebagai atraksi atau pertunjukan," sambung Yulia.
Ia mengatakan, mulanya terdapat 10 ekor beruk di STIB. Namun kini hanya tersisa dua ekor. Hal ini lantaran ada beberapa beruk yang mati dan berhasil kabur. "Ada yang tiba-tiba mati atau kabur, apalagi kalau beruknya cerdik," kata Yulia.
“Terkadang tanpa sepengetahuan ada beruk yang tiba-tiba mati tergantung atau terlilit tali mungkin ketika malam hari. Soalnya penjaga disitu tidak sampai malam hari,” tuturnya.
Kendati demikian, Yulia menyebut berencana untuk kembali membuka STIB. “Rencananya ada mau dibuka kembali. Ya liat kondisi. Apalagi sekarang virus covid semakin berkembang” kata Yulia.
Ketika Langgam.id mengunjungi lokasi STIB, hany dua ekr beruk yang tersisa di STIB. Beruk-beruk tersebut masih diurus dan diberi makan oleh Kepala Desa Apar.
“Beruk yang tinggal 2 itu masih diurus, masih dikasih makan sama anak-anak Kepala Desa,” jelas Yulia.
Ia berharap agar pandemi segera berakhir sehingga STIB bisa dibuka kembali. "Semoga STIB ini bisa dibuka kembali dan dapat dipindahkan ke pantai agar banyak wisatawan yang berkunjung," terangnya.(Mg-Putri/Ela)