Langgam.id - Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DPW-PKS) Sumatra Barat (Sumbar) siap mendukung siapapun calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar yang diputuskan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai tersebut.
Saat ini ada dua pasangan bakal calon gubenur dan wakil gubernur yang dipertimbangkan DPP PKS. Pasangan pertama, Mahyeldi-Audy Joinaldy yang dijagokan PPP. Kemudian, pasangan Riza Falepi-Febby Dt Bangso yang diusulkan PKB.
Ketua DPW PKS Sumbar Irsyad Syafar mengatakan, partainya telah melakukan pertemuan dengan PKB sebagai bentuk silaturahim. Pertemuan dilakukan untuk membicarakan koalisi.
"Silaturahim biasa antara DPW PKS dan DPW PKB. Silaturahim memang suatu yang mesti dilakukan, apalagi PKS memang butuh koalisi," katanya di Padang, Rabu (11/3/2020).
Dalam pertemuan itu mereka sepakat bahwa terkait pencalonan gubernur sudah berada di ranah DPP. Saat ini DPW PKS juga belum mengetahui kapan keputusan akan keluar.
"Jadi kami tidak bisa banyak bicara mengenai pencalonan gubernur. kemudian kami juga bicarakan terkait Pilkada kabupaten kota," katanya.
Dia berharap DPP memberikan keputusan yang terbaik dan secepatnya, apalagi saat ini calon PKS juga sudah banyak ditanya masyarakat. DPW PKS Sumbar menurutnya akan mendukung penuh keputusan DPP PKS apakah nantinya memutuskan Mahyeldi atau Riza Falepi.
Selain itu, DPW PKS Sumbar berencana kembali mengadakan survei internal untuk melihat kondisi terbaru para calon. Survei akan dilakukan dengan pasangan masing-masing antara Mahyeldi dan Riza Falepi, bukan lagi sendirian seperti sebelumnya.
"Kita mungkin butuh survei baru. Nama nama mulai mengerucut. Kemudian calon indrpenden sudah mendaftar. Jadi sepertinya semua kandidat butuh survei terbaru," katanya.
Survei juga karena semua partai ingin maju dan menang sehingga kriteria memiliki tingkat dukungan publik harus maksimal. Dukungan publik dibuktikan dengan survei elektabilitas. Baru kemudian dukungan politik yang dibuktikan dengan jumlah kursi partai pendukung.
Menurutnya jika sampai tiga partai mendukung tentu akan berarti karena lebih kuat dari dua partai saja.
"Kemungkinan partai lain selain dengan dua partai, ya semua sangat dinamis kalau Pilkada. sampai SK dan daftar ke KPU segala sesuatu mungkin masih bisa berubah," katanya. (Rahmadi/SS)