Langgam.id - Guru Besar Epidemiologi Bencana dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (UNAND), Prof. Defriman Djafri, BScPH, MPH, PhD, , tampil sebagai pembicara kunci dalam forum internasional bergengsi The 5th China-ASEAN Forum on Health Cooperation: Toward a Health Silk Road Sub-Forum on Health Emergency Cooperation yang digelar di Nanning, Provinsi Guangxi, Republik Rakyat China.
Forum ini dihadiri lebih dari 500 peserta dari negara-negara ASEAN dan China, menegaskan komitmen regional dalam memperkuat ketahanan sistem kesehatan menghadapi situasi darurat yang berlangsung pada 23–25 September 2025.
Dalam presentasi berjudul “Digital Twins for Disaster Preparedness & Public Health Emergencies: Integrating Local Knowledge with Artificial Intelligence”, Profesor Defriman memaparkan konsep inovatif yang mengintegrasikan teknologi dengan kearifan lokal masyarakat.
“Digital twin merepresentasikan lompatan besar dari pemodelan tradisional menuju representasi virtual berbasis data yang dinamis. Namun yang lebih penting adalah bagaimana teknologi ini dipadukan dengan pengetahuan lokal yang selama ini terabaikan,” tegasnya.
Ia menjelaskan empat lapisan utama sistem yang diusulkan, mulai dari akuisisi data multisumber (sensor, citra satelit, media sosial), integrasi data heterogen, pemodelan hybrid untuk simulasi, hingga aplikasi pendukung keputusan darurat.
Defriman juga menampilkan sejumlah studi kasus sukses, seperti sistem manajemen banjir di Belanda, peringatan dini gempa di Jepang, hingga pemodelan respons COVID-19 di Singapura. Semua contoh ini membuktikan efektivitas integrasi teknologi dengan partisipasi komunitas dalam meningkatkan kapasitas tanggap darurat.
Dalam konteks kerja sama regional, ia menekankan perlunya infrastruktur teknis bersama berbasis cloud computing dan pendekatan federated learning untuk membangun model kolaboratif tanpa mengorbankan privasi data. “Transformasi sejati lahir ketika teknologi maju diimplementasikan dengan semangat kolaboratif dan penghargaan pada kebijaksanaan komunitas,” ujarnya.
Kehadiran Prof. Defriman memperkuat posisi Indonesia sebagai kontributor aktif dalam pengembangan sistem kesehatan darurat yang tangguh dan inklusif di kawasan Asia Tenggara. Forum tahunan ini menjadi wadah penting pertukaran pengetahuan dan kerja sama strategis antara China dan negara-negara ASEAN, dengan fokus tahun ini pada pembangunan ekosistem keamanan kesehatan berbasis digital.