Langgam.id - Otoritas Jasa Keuangan mendorong perbankan di Sumatra Barat memaksimalkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) guna mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Kepala OJK Sumbar Yusri mengatakan peran perbankan sangat strategis mempercepat pemulihan ekonomi daerah, terutama bagi pelaku UMKM yang kesulitan modal.
"Penyaluran KUR perlu dimaksimalkan, sehingga pelaku usaha memiliki akses terhadap pembiayaan murah, dan tentu mempercepat pemulihan ekonomi," ujarnya, belum lama ini.
OJK mencatat sampai Agustus 2021, penyaluran KUR di Sumatra Barat sudah mencapai Rp4,7 triliun terhadap 122.024 debitur.
KUR itu disalurkan melalui sejumlah bank milik pemerintah seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, hingga bank milik pemda yakni Bank Nagari.
Yusri berharap pelaku usaha juga memanfaatkan perbankan untuk memperkuat permodalan usahanya, serta menghindari pinjaman dari rentenir maupun pinjaman online.
"KUR itu bunganya sangat murah, hanya 6 persen 1 tahun. Itu (pinjaman bunga rendah) perlu dimanfaatkan untuk memperkuat usaha," katanya.
Adapun, secara umum OJK mencatat kinerja sektor keuangan Sumbar selama pandemi covid-19 masih terkendali dengan baik. Sektor perbankan misalnya, masih mampu mencatatkan pertumbuhan aset 6,14 persen dari Rp64,16 triliun tahun lalu menjadi Rp68,09 triliun.
Kinerja penyaluran kredit bank juga cukup bagus dengan tumbuh 7,96 persen menjadi Rp58,45 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp54,14 triliun. Bahkan pertumbuhannya jauh dari angka nasional yang hanya 0,96 persen.
Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 5,07 persen dari Rp48,65 triliun tahun lalu menjadi Rp51,02 triliun.
Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan/NPL juga terkendali di angka 2,21 persen, masih di bawah ambang batas regulator 5 persen.