Langgam.id – Upaya meningkatkan nilai jual hasil pertanian di Kabupaten Kepulauan Mentawai, pemerintah setempat berencana akan membangun pabrik olahan tepung dengan bahan dasar dari pisang.
Diketahui, Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu daerah di Sumatra Barat (Sumbar) sebagai penghasil pisang yang cukup tinggi. Bahkan, sebagian besar pisang yang beredar di pusat ibu kota Provinsi Sumbar bersal dari Mentawai.
Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet menyebutkan, pihaknya akan bekerjasama dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk membangun pabrik industri tepung pisang di Kecamatan Pagai Selatan.
“Kita mengembangkan ekonomi tidak semata-mata sifatnya uang, tetapi bagaimana sekaligus membangun peradaban masyarakat Mentawai lebih baik lagi, kita mengangkat ekonomi berbasisi budaya masyarakat Mentawai,” ujarnya melalui rilis yang diterima Langgam.id, Senin (3/2/2020).
Menurut Yudas, pisang merupakan salah satu budaya Mentawai, karena merupakan makanan khas orang Mentawai dari dulu hingga sekarang. Jadi, katanya, masyarakat sangat paham dengan penanaman pisang yang baik.
“Entah dari mana datangnya pisang itu, dari dulu hingga sekarang sudah ada pisang. Hal ini sangat efisien untuk dikembangkan, karena tidak lagi harus memberikan pemahaman apa itu pisang dan cara penanamannya, masyarakat sudah tahu, sekarang kita angkat melalui pengelolaan pisang secara moderen,” jelasnya.
Ia menilai, industri pengolahan tepung pisang akan mendongkrak perekonomian dari sektor lainnya, misalnya jasa transportasi dan sebagainya, tepung juga bisa digunakan untuk bahan pembuatan berbagai macam jenis kue.
“Namun, target kita belum sampai ke situ, kita masih memproduksi dalam bentuk tepung, nanti langsung ada penampungnya,” ungkapnya.
Rencana pembangunan pabrik pisang, kata Yudas, akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan bekerjasama dengan tenaga profesional.
Ia menilai, dengan demikian, masyarakat sekitar akan mendapatkan dampak positifnya.
“Tapi, persoalan saat ini bukanlah pada tingkat petani. Namun, BUMDes kita masih belum siap. Ini memberikan gambaran bagi kita untuk kerja lebih keras lagi,” ucapnya.
Demi menwujudkan hal itu, kata Yudas, pihaknya sudah meminta beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Camat dan Kepala Desa setempat agar segera menuntaskan persoalan lahan untuk rencana pembangunan pabrik industri pisang, selanjutnya akan diserahkan ke Kemendes PDTT untuk ditindaklanjuti.
Menurutnya, prospek kedepan, jika pabrik industri tepung pisang tersebut jadi, pabrik tersebut mampu menghasilkan 500 kilogram tepung dalam satu jam, kemudian dalam satu hari mampu beroperasi selama 8 jam, maka dalam satu hari produk tepung pisang yang dihasilkan bisa mencapai kurang lebih empat ton.
“Bayangkan, berapa tandan pisang yang dibutuhkan untuk memproduksi tepung sebanyak empat ton. Kemudian, berapa tenaga kerja yang bisa diserap, tidak hanya yang bekerja di pabrik, tapi petani pisang juga tenaga kerja, kemudian bagian jasa transportasi juga akan jalan nantinya,” harap Yudas. (*/ZE)