Langgam.id - PT Semen Padang kembali menggelar Webinar tentang Covid-19. Pada Webinar Series #2 Jumat (26/2/2021) diangkat tema “Waspada Covid 19 Klaster Keluarga" yang menghadirkan dua narasumber dari Semen Padang Hospital, dr. Dewi Nensi Putri, MARS , dan dr. Widya Pratiwi Radam.
Direktur Utama PT Semen Padang Yosviandri dalam sambutannya mengatakan, webinar tentang penularan Covid-19 di lingkungan keluarga ini sengaja digelar perusahaan, karena keluarga merupakan klaster terbaru penularan Covid-19.
Ia berharap kepada semua karyawan Semen Padang Group, untuk terus mengingatkan anggota keluarganya agar mematuhi protokol kesehatan dengan cara 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
"Jangan sampai ada karyawan yang terpapar Covid-19, karena kontak dari anggota keluarga yang terpapar Covid-19. Jadi, mari ingatkan keluarga di rumah untuk mematuhi protokol kesehatan," kata Yosviandri.
Ia meminta seluruh Insan Semen Padang Group, termasuk pihak keluarga karyawan Semen Padang Group, untuk menghindari kegiatan kerumunan atau mengadakan kegiatan yang menimbulkan keramaian, termasuk liburan ke tempat wisata.
"Sekarang ini klaster keluarga menjadi trend penularan Covid-19. Semoga melalui webinar ini, semua insan perusahaan maupun pihak keluarga, bisa menjadi lebih siap dalam menjaga diri dari penularan Covid-19 di lingkungan keluarga," ujarnya.
Sementara itu, dr.Dewi Nensi Putri, MARS dalam materinya menyampaikan bahwa saat ini, klaster keluarga semakin merebak dan menyebabkan laju kecepatan penyebaran virus Covid-19 semakin cepat dan luas.
Klaster keluarga menjadi trend, kata dia, disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, karena tanpa disadari ada keluarga tertular dari orang/pasien yang tidak bergeja dan adanya anggota keluarga yang tidak menerapkan protokol kesehatan 3M.
Kemudian, perawatan pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah dilakukan oleh keluarga dan adanya kegiatan sosial bersama yang dilakukan oleh keluarga. "Kegiatan sosial bersama ini termasuk risiko tinggi penularan Covid-19," ujarnya.
Dewi Nensi Putri juga membeberkan bahwa klaster keluarga sangat berbahaya dalam penularan Covid-19, dan itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, karena transimi Covid-19 telah masuk ke satuan unit terkecil dalam sebuat society, yaitu keluarga.
Artinya, segala kebijakan, prokol dan sistem monitoring yang dirterapkan oleh pemerintah, tempat publik dan perusahaan tidak bisa menahan transmisi virus ke lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
Kedua, dalam lingkup dan kultur sosial bangsa Indonesia yang mengutamakan silahturahmi, transmisi satu keluarga ke keluarga lainnya, membuat penularan semakin masif. "Contohnya di Bogor. Di sana, terdapat satu RT yang hampir seluruh warganya positif Covid-19," katanya.
Penyebab ketiga, adanya warga yang bergejala enggan melakukan tes swab, karena takut stigma (takut dikucilkan oleh masyarakat). Namun pada akhirnya, warga yang bergejala itu berperan sebagai spreader (penyebar,red)
Ia menyebutkan bahwa penularan Covid-19 yang berasal dari klaster keluarga terus mengalami peningkatan yang signifikan. Di Jakarta dan Cirebon misalnya. Pada tahun 2021 ini, di Jakarta sebanyak 44 persen penularan Covid-19 berasal dari keluarga. Sedangkan di Cirebon sebanyak 78 persen.
"Dengan adanya klaster keluarga yang begitu meningkat, tentunya rumah bukan lagi tempat yang paling aman dari penularan Covid-19. Salah satu carta mengantisipasinya, selain menerapkan 3M, usahakan juga untuk tidak menerima tamu dari luar rumah," ujarnya.
Dokter Dewi Nensi Putri juga membeberkan potensi terinfeksi Covid-19 di dalam lingkungan rumah tangga. Menurut penelitian yang dilakukan di Wuhan, Cina, setiap satu orang terpapar Covid-19, kemungkinannya 15,6 persen akan menularkan ke anggota keluarga satu rumah lainnya.
Kemudian, anggota keluarga yang usianya di atas 60 tahun memiliki resiko terinfeksi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. "Artinya, resiko penularan dan timbulnya gejala akan meningkat seiring dengan usia anggota keluarga," bebernya.
Sedangkan untuk bayi berusia 0-1 tahun, lanjut Dewi Nensi Putri, lebih mudah terinfeksi dibandingkan anak-anak berumur 2-12 tahun, karena sistemn imunitas bayi usia 0-1 tahun belum sekuat anak-anak yang berumur lebih tua.
Dewi Nensi Putri juga membeberkan profil resiko penularan Covid-19 di setiap keluarga. Kata dia, oramng yang tinggal sendirian di rumah, termasuk resiko paling rendah terpapar Covid-19. kemudian keluarga kecil yang membatasi mopbilitas dan hanya keluar rumah jika ada hal penting, termasuk resiko sedang penularan Covid-19.
Selanjutnya anggota keluarga yang masih sering berkegiatan di luar rumah, termasuk keluarga yang memiliki resiko tinggi penularan Covid-19. "Sedangkan resiko sangat tinggi penularan Covid-19, adalah orang yang tinggal di rumah tangga multi generasi (kakek, nenek, ibu, bapak, anak atau bayi), dan tinggal di lingkungan padat penduduk," tuturnya.
Indonesia Urutan 19 Dunia
Sementara itu, dr.Widya Pratiwi Radam menyampaikan bahwa perkembangan Covid-19 terus mengalami peningkatan. Bahkan, Indonesia berada di urutan 19 jumlah kasus Covid-19 dengan rincian, kasus positif per 24 Februari 2021 sebanyak 1.298.608 dan angka kematian per 24 Februari kemarin sebanyak 35.014 kasus.
Sedangkan di Sumbar, kata dr.Widya, data kasus Covid-19 mencapai 28.837 dengan rincian, 214 rawat inap, 826 isolasi mandiri, 30 orang isolasi daerah, 6 oprang isolasi di BPSDM, sebanyak 642 meninggal dunia dan sembuh sebanyak 27.119 orang.
Terkait penularan Covid-19 di klaster keluarga, dr.Widya membeberkan salah satu contoh penularannya. Misalnya, si A bersama istri dan anaknya pergi mengunjungi keluarga yang baru saja lahiran pada hari sabtu.
Semua keluarga berkumpul, baik keluarga dari kakak adik dan orangtua. Saat berkumpul tidak menjaga protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak. Kemudian tiga hari setelah acara berkumpul si A dan istrinya merasa tidak enak badan, sehingga pergi berobat dan disaran kan melakukan pemeriksaan swab PCR.
Hari berikutnya hasil keluar dan si A dan istrinya dinyatakan positif Covid-19. Kemudian dilakukan tracing sehinga satu keluarga besar di lakukan pemeriksaan Swab PCR. HAsil akhirnya, ternyata satu keluarga besar si A juga positif.
"Jadi, begitulah bentuk klaster keluarga yang saat ini penularannya lagi trend. Untuk itu, mari kita sama-sama mematuhi prokes dan cegah penularan Covid-19 di lingkungan keluarga kita. Jangan sampai ada di antara kita yang terpapar Covid-19 dari klaster keluarga," pungkasnya.
Disambut Positif Peserta
Kegiatan Webinar tersebut disambut positif oleh para peserta yang berasal dari Semen Padang Group.
Ny. Dorce Yunirsyam dari Forum Komunikasi Istri Karyawan Semen Padang menilai tema dan pemaparan materi yang diberikan pada webinar ini sangat bagus.
"Terimakasih kepada pimpinan PT. Semen Padang, dan ibu dokter yang telah mengingatkan seluruh Keluarga Besar PT. Semen Padang agar menjaga kesehatan dan tidak legah, agar jangan melakukan kegiatan yang dilakukan bersama - sama dengan orang lain, karena virus Covid-19 Corona ini masih ada," katanya.
Ia menyarankan agar kegiatan olahraga saat ini tetap seperti beberapa bulan belakangan ini saja, yaitu dilakukan tidak secara bersama - sama/ komunitas.
Peserta lainnya Hermawan Ardiyanto dari PT Kabau Sirah Semen Padang juga menilai webinar sangat bagus dan bermanfaat. "Jika diagendakan rutin dapat menjadi reminder dan menumbuhkan awareness bagi karyawan dan keluarga karyawan dalam menghadapi pandemi covid-19 ini."
Indria Hapsari dari Dept. Pemeliharaan mengatakan, selama pandemi masih berlangsung agar Webinar bertema pandemi ini tetap diadakan sebagai reminder bagi kita semua. (rls)