Langgam.id - Belajar dari pengalaman menjadi korban bencana, Nagari Situjuah Gadang di Kabupaten Limapuluh Kota membentuk tim siaga bencana tingkat nagari.
Wali Nagari Situjuah Gadang, Syofiarledi saat dikunjungi peserta bimbingan teknis pengkajian kebutuhan pascabencana yang digelar BPBD Sumbar menyebutkan, nagari menyiapkan 30 personil untuk tim siaga bencana tersebut.
"Personil tersebut terdiri dari unsur masyarakat seperti pemuda, ulama, dan tokoh adat setempat. Relawan nagari tersebut sudah mendapatkan pelatihan dari BPBD Limapuluh Kota," katanya, Jumat (1/11/2019).
Sebelumnya, menurut wali nagari, daerah tersebut dilanda longsor dan banjir bandang pada 16 April 2019. Bencana ini jadi pembelajaran berharga bagi warga setempat.
"Daerah kami memang rawan bencana. Sewaktu-waktu bencana bisa datang. Situjuah ini letaknya paling ujung di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota, Berbatasan dengan Tanah Datar yang dibatasi Gunung Sago," ujarnya.
Tiga jorong di nagari yang berada di wilayah Kecamatan Situjuah Lima Nagari tersebut, menurut dia, terdampak cukup parah saat longsor pada April 2019 itu.
"Jorong yang terdampak parah pada banjir bandang tersebut diantaranya di Padang Kuniang, Kociak, dan Situjuah Gadang," katanya.
Dijelaskannya, lebih kurang sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban terdampak di tiga wilayah yang menjadi kawasan terparah longsor. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tapi banyak terjadi kerusakan, terutama sebuah rumah yang hancur.
"Rinciannya, 75 jiwa penduduk di Jorong Kociak, Situjuah Gadang dengan 50 jiwa dan daerah terbanyak adalah di Padang Kuning 100 jiwa."
Untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, nagari memutuskan menanganinya dengan dana desa, dana bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kondisi nagari tersebut, enam bulan pascabencana, sudah berangsur puluh. Namun, akses jalan menuju Situjuah Gadang dan sekitarnya terbilang cukup sempit dan masih banyak pengerjaan irigasi yang dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat dan Kelompok Siaga Bencana (KSB) setempat. (Rahmadi/HM)