Dicari Gubernur yang Mampu Menyelesaikan Kelok 9

Dicari Gubernur yang Mampu Menyelesaikan Kelok 9

Miko Kamal. (Foto: Dok. Pribadi)

Saya menulis tanggal 31 Maret 2023 yang lalu, tentang Kelok 9. Judulnya "Selamatkan Kelok 9". Tanggal 9 April 2023, saya menulis lagi. Judulnya, "Sekali Lagi, Selamatkan Kelok 9". Keduanya terbit di Padang Ekspres online.

Kedua artikel yang banyak dibaca orang itu membahas Jalan Layang Kelok 9 (Kelok 9) yang retak-retak di beberapa titik. Membahayakan masyarakat pengendara yang melewatinya.

Kenapa retak? Kendaraan yang berhenti di atas jalan layang eksotis itu adalah penyebab utamanya. Di manapun, jalan layang tidak didisain sebagai tempat berhenti. Semua kendaraan harus tetap melaju di atasnya.

Kelok 9 memang agak lain. Banyak kendaraan yang berhenti di atasnya, pengendara berikut penumpangnya minum kopi atau teh, makan jagung bakar, mie rebus, mie goreng, nasi goreng, atau berhenti untuk sekadar berfoto-foto. Serupa rest area pula jalan layang terindah di Indonesia itu.

Gubernur Mahyeldi menanggapi tulisan saya yang pertama. Keluar di beberapa media online. Salah satunya di Suaraindo.id. Judulnya "Mahyeldi Tegaskan Flyover Kelok Sembilan Harus Dikembalikan Kepada Fungsi Sesungguhnya" yang terbit tanggal 7 April 2023.

Mengikuti pendapat Gubernur Mahyeldi, fungsi jalan layang sesungguhnya adalah untuk membantu lancarnya arus lalu lintas, mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan efisiensi. Bukan untuk nongkrong dan berfoto-foto serupa di Kelok 9 sekarang.

Dulu, sebelum jalan layang ada, Kelok 9 adalah lokasi menantang dan mendebarkan dada. Kelok 9 lama mengocok-ngocok perut setiap penumpang kendaraan yang lewat. Kecelakaan juga sering terjadi karena banyak kendaraan bermuatan berat tidak kuat mendaki Kelok 9.

Masa itu, perjalanan dari Padang ke Pekanbaru dan sebaliknya sangat tidak efisien dari sisi waktu dan biaya. Keadaannya serupa Sitinjau Lauik dan Kelok 44 sekarang.

Beberapa waktu setelah diresmikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, pada Oktober 2013, fungsi Kelok 9 bertambah. Di atas Jalan Layang Kelok 9, para pedagangkecil dibiarkan menjamur menawarkan aneka makanan dan minuman. Pondok-pondok ditutupi terpal plastik berwarna-warni dibiarkan berdiri. Mulanya 1, 2, 3 dan terus bertambah, sampai jumlahnya lebih dari 100.

Sekarang, apa kabar Kelok 9? Sudahkah Kelok 9 kembali kepada fungsi sesungguhnya, seperti yang disampaikan Gubernur Mahyeldi?

Saya mencari-cari informasi tentang itu di internet. Saya temukan berita terkait di beberapa media online tertanggal 16 Januari 2024. Beritanya tentang feasibility study (FS) terkait relokasi pedagang. Menurut berita itu, ini bukan FS yang pertama. Dari dulu, FS ke FS saja. Wajah Kelok 9 tetap begitu-begitu juga.

Saya juga bertanya kepada seorang kawan yang Sabtu 14/9/2024 kemarin baru saja lewat Kelok 9. Katanya, keadaan masih seperti yang dulu: kendaraan masih bebas berhenti, dan pedagang mungkin semakin banyak jumlahnya.

Kelok 9 adalah salah satu deskripsi tentang fakta tata kelola pemerintahan kita. Pemerintah medioker, itu kira-kira julukan yang cocok untuk pemerintah sekarang. Pemerintah tidak cakap mengamankan fasilitas umum dari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti yang terjadi di Kelok 9.

Di Kelok 9 ada 2 sub-sistem pemerintahan yang mempertontonkan kemediokerannya: Pemerintah Provinsi yang tidak mampu menyelesaikan masalah pedagang dan polisi yang tidak melarang dan menjalankan proses hukum terhadap pengendara yang berhenti.

Saya sudah hapal betul, bila Pemerintah Medioker dikritik soal ketidakbecusan mengurus fasilitas umum, "Jurus Kerakyatan" dikeluarkannya: "mereka (pedagang kecil) adalah rakyat kita juga yang butuh hidup". Padahal itu hanya sekadar untuk menutupi kemediokeran mereka. Dan, menertibkan pedagang yang melanggar hukum dan membahayakan keselamatan banyak orang bagian dari tanggung jawab pemerintah menyelenggarakan pelayanan publik yang setara dan berkeadilan untuk semua orang.

Kelok 9 bukan hanya tentang keselamatan pengendara, soal wajah umum peradaban kita juga tersangkut di situ. Masak iya, jalan layang yang indahnya beradik-kakak dengan Bixby Bridge di California itu dibiarkan penuh sesak oleh tenda-tenda bertutupkan terpal warna-warni bergejebeng.

Sekarang, masa pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur sudah di depan mata. Tinggal 2 bulan lebih sedikit lagi. Mari kita cari Gubernur yang mampu menyelesaikan Kelok 9.

*Advokat dan Ketua DPC Peradi Padang

Baca Juga

Tercatat ada 665.126 daftar pemilih tetap (DPT) akan memberikan suaranya di 1.487 TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang tersebar di 11 kecamatan
KPU Padang Targetkan Partisipasi Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2024
Perihal Peningkatan Transformasi Digital, Annisa Suci Ramadhani: Memastikan Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi Setiap Nagari di Dharmasraya
Perihal Peningkatan Transformasi Digital, Annisa Suci Ramadhani: Memastikan Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi Setiap Nagari di Dharmasraya
Bantah Maigus Nasir Pernah Divonis Korupsi, Mantan Pejabat Kejagung: Fitnah
Bantah Maigus Nasir Pernah Divonis Korupsi, Mantan Pejabat Kejagung: Fitnah
Temui Penyandang Disabilitas di Kuranji, Fadly Amran Janjikan Kota Inklusif
Temui Penyandang Disabilitas di Kuranji, Fadly Amran Janjikan Kota Inklusif
Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang di Hotel Truntum
Debat Pilkada Padang Bahas Kesiapan Hadapi Bencana, Bagaimana Fakta Mitigasi yang Ada
Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang di Hotel Truntum
Cek Fakta: Hendri Septa Klaim Turunnya Kemiskinan, M Iqbal Soroti Tingginya Pengangguran di Padang