Deretan PO Bus Orang Minang yang Telah Ukir Kenangan Para Perantau dalam Perjalanan

Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: PO Bus yang didiriakan orang Minang dan telah mengukir kenangan para perantau dalam perjalanan.

Suasana bakauheni tahun 1984, dengan trayek Palembang-Blitar, Gumarang Jaya Hino Bx 300. (Foto: Instagram @gumarangjayabus)

Dalam akun YouTube YouTube Perpalz TV, Kurnia Lesani mengahdirkan cerita Alizar mendirikan PO Gumarang Jaya.

Awalnya, perantau asal Bukittinggi itu membuka toko ban luar dan pelanggannya bus-bus lintas Sumatra. Namun, ia melihat bus lintas Sumatra kurang baik dan jadwalnya pun tidak teratur, ia berisiatif PO Bus yang diberi nama Gumarang Jaya.

"Saya ini bikin (PO) bus, tujuannya utama karena merantau ke Lampung. Dulu, angkutan darat ke Padang susah. Ada mobil, namun tidak teratur," ujar Alizar dikutip dari tayangan video yang diunggah di YouTube Perpalz TV, Minggu (13/3/2022).

"Berita

Menurt Alizar, PO Bus yang ia dirikan itu tak hanya sebatas Lampung-Bukittinggi atau Padang, namun juga melayani rute hingga ke Aceh.

Dikisahkan Alizar, 1974, pejalanan dari ujung ke ujung (Lampung-Aceh) Pulau Sumatra bisa menghabiskan waktu enam hari tujuh malam, dan akan melewati tujuh penyeberangan (sungai).

"Untuk menyebarang, mobil akan dinaikkan ke atas rakit. Jalur penyeberangan tersebut, yaitu di Sarolangun, Rantau Panjang, Sinamar, Muaro Tebo, Pulau Musang, dan Sungai Dareh," ujar Alizar.

Penyeberangan, kata Alizar, bukan seperti Bakauheni, tapi penyeberangan sungai. "Jadi, bus naik rakit, lalu ditarik dengan tali," ucapnya.

Menurut Alizar, nama Gumarang diambil dari nama Kuda dalam Kaba Cindua Mato. "Andalan Raja Pagaruyung itu Kuda Gumarang. Gumarang digunakan jika Cindua Mato ingin bepergian cepat," jelas Alizar.

Jadi, kata Alizar, ia menamai PO Bus yang didirikan dengan nama Gumarang, karena ingin seperti Kuda Gumaang, dan menjadi andalan masyarakat Sumatra.

Corak yang dihadirkan Alizar di badan bus, juga memaknai marawa, atau bendera orang Minang. Yaitu dengan corak merah, kuning, dan hitam.

"Warna merah kuning hitam itu terinspirasi dari warna Marawa. Itu Marawa yang ada setiap kali acara alek di Minang," sebutnya.

Bahkan, nama Gumarang yang didirikan Alizar ternyata tak hanya pada bus saja, tapi PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga melekatkan nama itu pada Kereta Api Jurusan Jakarta-Suarabaya.

Baca juga: Historis Pemilik PO ANS Haji Anas dan Masjid Raya Gantiang

Nama yang digunakan PT. KAI itu juga sudah seizin Alizar. "Sudah minta izin ke saya, dan saya izinkan untuk gunakan nama tersebut," katanya.

Dapatkan update berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini dari Langgam.id. Mari bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update, caranya klik https://t.me/langgamid, kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:

Baca Juga

Satreskrim Polresta Padang menangkap lima orang dalam kasus tawuran yang menyebabkan salah seorang pelajar meninggal dunia
Tawuran Maut di Padang, Polisi Tangkap Lima Orang, Empat Diantaranya Putus Sekolah
Semen Padang FC kalahi 1-2 dari PSBS Biak pada lanjutan Liga Super League 2025/2026 di Stadion Haji Agus Salim, Kamis sore (11/9/2025).
Semen Padang FC Takluk 1-2 dari PSBS Biak 
Penyerang Semen Padang FC, Ronaldo Kwateh saat sesi latihan. Foto: @ronaldokwateh7
Starting XI Semen Padang FC Lawan PSBS Biak, Menanti Debut Ronaldo
Semen Padang FC membidik tiga poin saat menjamu PSBS Biak akhir pekan ini.
Tekad Kabau Sirah Akhiri Catatan Buruk Lawan PSBS Biak
Manajemen Semen Padang FC saat konferensi pers jelang laga melawan PSBS Biak, Kamis (11/9/2025). Foto: Fajar H
Jamu PSBS Biak, Semen Padang Bidik Tiga Poin 
Sipora: Pulau Kecil, Beban (Bencana) Ekologis Besar
Sipora: Pulau Kecil, Beban (Bencana) Ekologis Besar