Langgam.id– Kunjungan peserta Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Creative Cities Network (Rakornas ICCN) ke kawasan Kota Tua Padang menjadi salah satu momen paling membekas dalam rangkaian Hari Jadi Kota Padang ke-356.
Kawasan yang sarat akan jejak kolonial itu menghadirkan pengalaman bagi para delegasi melangkah ke dalam bingkai sejarah hidup yang menyatu dengan geliat kota modern.
Salah seorang peserta, Nur Elsa dari Kalimantan Tengah, mengaku terkesan dengan nuansa otentik yang ditawarkan Kota Tua Padang. Menurutnya, kawasan ini tidak hanya menyimpan nilai sejarah, tapi juga menyuguhkan atmosfer yang menghidupkan kembali memori masa lalu.
"Tiap tempat di sini seperti punya cerita. Warna-warna bangunannya yang masih asli, terutama yang putih, terasa menyimpan makna yang dalam. Mungkin tidak langsung terlihat, tapi sangat terasa,"ungkapnya saat ditemui di sela kunjungan, Kamis (7/8/2025).
Elsa juga mengungkapkan kekagumannya pada arsitektur bangunan kolonial yang masih berdiri kokoh. Ia merasa seperti tengah berada dalam adegan film bertema perjuangan atau dokumenter sejarah.
"Melihat bangunan-bangunan ini, saya merasa seperti sedang berada di masa penjajahan. Rasanya nyata, seperti masuk ke dalam layar sejarah. Tempat-tempat seperti ini ternyata benar-benar ada," tambahnya dikutip dari Kominfo.
Menurut Elsa, pelestarian kawasan Kota Tua tidak harus mengesampingkan sentuhan modern.
"Akan menarik kalau diberi warna-warna yang lebih hidup tapi tetap mempertahankan karakter lamanya. Jadi tetap terasa klasik, tapi juga segar," ujarnya.
Sementara itu, Delegasi dari Kota Semarang, Dimas melihat Kota Tua Padang sebagai ruang potensial untuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya.
"Hari ini kami diajak mengeksplorasi Kota Tua yang begitu kaya nilai sejarah dan budaya. Ini bukan sekadar tempat wisata, tapi juga ruang hidup bagi ide-ide kreatif,"ucapnya.
Dimas menilai, aktivasi kawasan ini sangat penting agar tidak hanya menjadi etalase sejarah, tapi juga menjadi ruang tumbuh ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.
"Aktivasi kegiatan kreatif perlu lebih digencarkan. Kalau tempat ini terus dikembangkan, akan jadi magnet baru bagi pelaku industri kreatif, khususnya anak muda,"ujar Dimas sambil menunjuk salah satu gedung tua yang masih kokoh berdiri.
Ia menambahkan, elemen vintage yang melekat kuat pada Kota Tua justru menjadi daya tarik tersendiri di era sekarang.
"Bangunan-bangunan dengan motif arsitektur lama ini bisa sangat menarik kalau digarap dengan pendekatan kreatif. Potensi generasi muda untuk berkreasi di tempat seperti ini sangat besar,"tutupnya.