Cek Fakta: Klaim Hendri Septa soal Pengelolaan Sampah di Kota Padang

Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang berlangsung di Hotel Truntum, Kota Padang, pada Jumat (15/11/2024)

Suasana debat publik kedua Pilkada Kota Padang di Hotel Truntum, Kota Padang. [foto: Dharma Harisa]

Langgam.id - Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang berlangsung di Hotel Truntum, Kota Padang, pada Jumat (15/11/2024). Acara ini bertujuan menggali visi, misi, dan program kerja para pasangan calon (paslon) dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi kota, termasuk masalah pengelolaan sampah.

Moderator debat, Nashrian Bahzein, mengajukan pertanyaan terkait subtema budaya ekologi. Ia menyoroti bahwa penataan daerah aliran sungai, kawasan kumuh, penyediaan sumber air bersih, sanitasi, dan pengelolaan sampah merupakan tantangan utama dalam menjaga keseimbangan ekologis dan kesehatan lingkungan di Kota Padang.

"Bagaimana strategi paslon untuk menangani isu-isu ini secara terpadu sehingga dapat mewujudkan lingkungan kota yang bersih, sehat, dan bervisi jangka panjang bagi seluruh masyarakat?" tanya Nashrian kepada ketiga paslon.

Fadly Amran menyoroti bahwa peraturan daerah (perda) terkait kebersihan dan keberlanjutan sudah lengkap, namun implementasinya masih lemah.

"Berbicara tentang program kebersihan dan keberlanjutan, ini sudah diatur melalui perda-perda yang dilahirkan di Kota Padang. Namun, apakah penegakan perda ini sudah dilaksanakan dengan baik?" ujarnya.

Ia memperkenalkan konsep Dubalang Kota sebagai solusi. "Kami akan melibatkan masyarakat sebagai garda terdepan. Dengan Dubalang Kota, penegakan perda berkearifan lokal akan lebih efektif. Sosialisasi, pemberian penghargaan, dan sanksi akan diterapkan untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kebersihan kota," jelas Fadly.

Pasangannya, Maigus Nasir, menambahkan bahwa pendekatan yang digunakan adalah kultural dan humanis. "Kita tidak membangun di kota, tetapi membangun kota sehingga menjadi milik dan tanggung jawab seluruh warga. Pendekatan kita adalah kultural, budaya, dan humanis, tidak dengan kekuasaan semata," ujarnya.

M Iqbal mengkritik banyaknya perda yang tidak diimplementasikan dengan baik. "Perda banyak, tapi implementasi rendah. Termasuk di Padang Panjang, saya lihat sudah ada perda tentang smart city, tapi implementasinya belum ada. Penting adanya aplikasi nyata, bukan hanya kebijakan di atas kertas," tegasnya.

Ia menekankan bahwa aturan tanpa pelaksanaan yang jelas tidak akan efektif. "Kita butuh kejelasan sampai ke bawah agar bisa dilaksanakan dengan baik. Penataan daerah kumuh harus disertai implementasi yang nyata," ujar Iqbal.

Hendri Septa, calon petahana, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan kolaborasi dalam pengelolaan sampah. "Kami sudah berkolaborasi. Sampah-sampah sudah kami kondisikan. Mana-mana yang melanggar, kami berikan punishment, tindak pidana ringan (tipiring) namanya," katanya.

Ia mengklaim bahwa dari 650 ton sampah yang diantarkan ke TPA Aia Dingin, 70% sudah diolah, dan 30% dikelola di bank sampah. "Artinya, masyarakat sudah kita berdayakan. Ke depan, ini perlu kita tingkatkan," tambah Hendri.

Menanggapi klaim tersebut, Fadly Amran menegaskan pentingnya implementasi teknis di lapangan. "Sebanyak apapun truk sampah atau petugas kebersihan yang kita pekerjakan, tidak akan menyelesaikan permasalahan sampah tanpa budaya bersih. Dubalang Kota adalah solusi penegakan perda dengan kearifan lokal," jelasnya.

Ia menambahkan, "Masyarakat Minangkabau dan warga Kota Padang harus terlibat aktif dalam mengimplementasikannya. Kita harus membangun budaya bersih dan sadar lingkungan."

Cek Fakta Klaim Hendri Septa tentang Pengelolaan Sampah
Untuk memverifikasi klaim Hendri Septa bahwa 70% sampah sudah diolah dan 30% dikelola di bank sampah, berikut adalah data dan fakta terkait pengelolaan sampah di Kota Padang berdasarkan penelusuran Langgam.id:

1. Produksi Sampah Harian Mencapai 647,39 Ton
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2023, timbulan sampah harian di Kota Padang mencapai 647,39 ton. Timbulan sampah tahunan mencapai 236.296,62 ton.

2. Komposisi Sampah Didominasi Sisa Makanan
Komposisi sampah Kota Padang pada 2023 adalah:

    Sisa Makanan: 63,00%
    Plastik: 12,40%
    Kayu-Ranting: 6,64%
    Kertas-Karton: 6,00%
    Kain: 3,00%
    Kaca: 2,40%
    Karet-Kulit: 1,50%
    Logam: 0,16%
    Lainnya: 4,90%

    3. Sumber Sampah Utama dari Rumah Tangga
    Sumber sampah di Kota Padang berasal dari:

      Rumah Tangga: 462,00 ton/hari
      Pasar: 90,00 ton/hari
      Fasilitas Publik: 40,38 ton/hari
      Perkantoran dan Perniagaan: Masing-masing 20,00 ton/hari

      4. Pengelolaan Sampah Masih Minim
      Data SIPSN 2023 menunjukkan bahwa capaian kinerja pengelolaan sampah di Kota Padang masih rendah. Dari total timbulan sampah tahunan sebesar 236.296,62 ton:

        Pengurangan sampah: 51,634.43 ton per tahun atau 21.85%
        Penanganan sampah: Data menunjukkan bahwa sebagian besar sampah belum ditangani secara optimal, yakni 174,470.00 ton per tahun.
        Sampah terkelola: Persentase sampah yang terkelola yakni 226,104.43 ton per tahun.

        5. Bank Sampah Belum Optimal
        Menurut Pj Wali Kota Padang, Andree Algamar, saat ini baru sekitar 100 ton sampah yang dipilah dan diekstrak di bank sampah. Ini berarti bank sampah baru menangani sekitar 15% dari total sampah harian.

        6. Sampah yang Masuk ke TPA Aia Dingin Masih Tinggi
        Wali Kota Padang sebelumnya, Hendri Septa, menyebutkan bahwa 500 ton sampah per hari dibuang ke TPA Aia Dingin. Data ini menunjukkan bahwa sekitar 77% sampah masih berakhir di TPA.

        7. Tidak Ada Data yang Mendukung Klaim 70% Sampah Sudah Diolah
        Berdasarkan data SIPSN dan pernyataan pejabat terkait, tidak ada indikasi bahwa 70% sampah sudah diolah sebelum masuk TPA, seperti yang diklaim Hendri Septa. Justru, data menunjukkan bahwa sebagian besar sampah masih berakhir di TPA tanpa pengolahan yang memadai.

        8. TPA Aia Dingin Hampir Penuh
        Menurut Rencana Aksi Pengelolaan Sampah Terpadu di Kota Padang (2023-2030), TPA Aia Dingin diprediksi akan mencapai kapasitas penuh pada tahun 2026, lebih cepat dari perkiraan awal tahun 2030. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya timbulan sampah dan kurangnya praktik pemilahan sampah di sumbernya.

        9. Tingginya Jumlah TPS Liar
        Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Mairizon, menyebutkan bahwa terdapat 670 titik Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar di Kota Padang. Baru 62 TPS yang berhasil ditertibkan, menunjukkan masih tingginya angka pembuangan sampah sembarangan.

          Kesimpulan Cek Fakta
          Klaim Hendri Septa bahwa 70% sampah sudah diolah dan 30% dikelola di bank sampah perlu ditinjau ulang dengan data dan fakta resmi. Data menunjukkan bahwa:

          77% sampah masih berakhir di TPA Aia Dingin.
          15% sampah dikelola melalui bank sampah.
          Tidak ada indikasi bahwa 70% sampah sudah diolah sebelum masuk TPA.

          Dengan demikian, klaim tersebut belum menemukan kesesuaian dengan data sejauh penelusuran Langgam.id. Pengelolaan sampah di Kota Padang masih menghadapi banyak tantangan dan memerlukan upaya yang lebih intensif.

          Tantangan Pengelolaan Sampah di Kota Padang

          1. Kapasitas TPA Aia Dingin Hampir Penuh
            TPA Aia Dingin diprediksi akan overload pada tahun 2026. Upaya seperti pembangunan fasilitas Refused Derived Fuel (RDF) sedang dikaji, namun implementasinya paling cepat selesai pada akhir tahun 2025.
          2. Minimnya Partisipasi Masyarakat dalam Pemilahan Sampah
            Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat masih kurang efektif. Banyak masyarakat yang belum memilah sampah dan masih membuang sampah sembarangan.
          3. Kurangnya Fasilitas Pengelolaan Sampah
            Dari 104 kelurahan di Kota Padang, hanya 30 kelurahan yang memiliki tempat pengelolaan sampah, dan itu pun tidak semuanya beroperasi dengan baik.
          4. Tingginya Jumlah TPS Liar
            Keberadaan 670 TPS liar menunjukkan kurangnya pengawasan dan penegakan peraturan terkait pembuangan sampah.

          Upaya yang Dilakukan Pemko Padang
          Meskipun menghadapi banyak tantangan, Pemko Padang telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan sampah:

          1. Program Padang Bagoro
            Program ini dilaksanakan serentak satu kali dalam sebulan bersama keluarga dengan membersihkan sampah di depan rumah masing-masing. "Program ini melibatkan seluruh elemen masyarakat dan banyak stakeholder dari pemerintah, bank sampah, LSM, pihak swasta hingga institusi pendidikan," ujar Andree Algamar.
          2. Optimalisasi Bank Sampah
            Pemko Padang menargetkan pembangunan bank sampah di setiap RW. Saat ini, sudah ada 182 RW yang difasilitasi bank sampah dari total 909 RW.
          3. Program Padang Mamilah
            Program ini berorientasi pada pendampingan peningkatan peran masyarakat dalam pengurangan sampah, dimulai dari memilah sampah dari rumah tangga untuk diolah menjadi kompos melalui biopori dan komposter.
          4. Pembangunan Fasilitas RDF
            Pemko Padang tengah mengkaji pembangunan teknologi Reduce Derived Fuel (RDF) di TPA Aia Dingin, yang mampu mengelola sampah dengan kapasitas 200 ton per hari. Hasil pengolahan sampah akan dimanfaatkan oleh PT Semen Padang sebagai bahan bakar alternatif.

          Pengelolaan sampah di Kota Padang masih menjadi tantangan besar yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Diperlukan upaya lebih intensif dalam edukasi masyarakat, peningkatan fasilitas pengelolaan sampah, dan penegakan peraturan untuk mewujudkan Kota Padang yang bersih dan berkelanjutan.

          Masyarakat Kota Padang diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam upaya pengurangan sampah, mulai dari pemilahan sampah di rumah tangga hingga tidak membuang sampah sembarangan. Pemimpin yang terpilih dalam Pilkada ini diharapkan dapat menghadirkan solusi nyata dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Padang. (*/yki)

          Sumber:
          https://mediaindonesia.com/nusantara/607754/kota-padang-darurat-sampah-banyak-tps-liar
          https://langgam.id/produksi-650-ton-hari-pemko-padang-cari-solusi-baru-atasi-sampah/
          https://langgam.id/hasil-riset-kota-padang-krisis-pengelolaan-sampah/
          Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional: SIPSN
          https://www.tempo.co/iklan/upaya-pemkot-padang-dalam-pengelolaan-sampah-45098
          https://www.padang.go.id/padang-masifkan-padang-bagoro
          Dokumen Pemko Padang 2022, Rencana Aksi Pengelolaan Sampah Terpadu di Kota Padang (2023-2030
          https://langgam.id/hasilkan-660-ton-sampah-sehari-pj-wako-padang-ingatkan-masyarakat-stop-boros-pangan

          Baca Juga

          Ciptakan OPD yang Responsif dan Adaptif, Pemko Padang Gelar Bimtek Penataan Kelembagaan
          Ciptakan OPD yang Responsif dan Adaptif, Pemko Padang Gelar Bimtek Penataan Kelembagaan
          Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang di Hotel Truntum
          Debat Pilkada Padang Bahas Kesiapan Hadapi Bencana, Bagaimana Fakta Mitigasi yang Ada
          Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang di Hotel Truntum
          Cek Fakta: Hendri Septa Klaim Turunnya Kemiskinan, M Iqbal Soroti Tingginya Pengangguran di Padang
          Pasangan calon Walikota Padang nomor urut 1, Fadly Amran dan Maigus Nasir, memantapkan persiapan menjelang debat publik kedua yang akan
          Fadly Amran-Maigus Nasir Optimis Hadapi Debat Publik Kedua Pilkada Padang
          Pemko Padang Gelar Pasar Murah di Kuranji
          Pemko Padang Gelar Pasar Murah di Kuranji
          Pemko Padang Lakukan Percepatan Sertifikasi Halal
          Pemko Padang Lakukan Percepatan Sertifikasi Halal